Marcell fokus pada masakannya bersama Jeffry, pacar rose yang juga membantu nya. Sebelum nya lisa sudah menyuruh rose berbelanja lewat telpon karna marcell memaksa ingin memasak makan malam.
"ehmm" jeffrey bingung harus memanggil apa.
"serah lo aja, enak nya mau manggil apa" marcell menjawab.
"bang marcell?" jeffrey menyerngit lalu melanjutkan memotong sayur nya.
"enggak masalah lah, asal jangan panggil gue abang tukang bakso" marcell menjawab.
"sudah lama kenal lisa?" jeffry bertanya.
"lumayan, dua minggu lebih. Lo sendiri udah lama temenan sama lisa?"
"pas ospek kami satu kelompok, dia baik banget. Teman ku itu pacar nya teman lisa juga. Dan lisa juga jadi peran penting dalam hubungan ku dan rose." jeffry tersenyum "dan itu juga awal ketemu rose"
"lo kalau ngomongin pacar lo langsung merah gitu ya pipi nya" marcell tertawa. "gue ini cowok berengsek sebenarnya, gue lupa kapan terakhir gue serius sama cewek."
"terus lisa gimana bang?"
"usia gue udah matang, cowok berengsek kayak gue ini enggak pernah kepikiran buat serius selain sama kerjaan. Tapi pas gue lihat lisa lagi ngelabrak cowok nya, gue pikir kenapa gue enggak coba serius sama cewek kayak dia"
Jeffry terkekah.
"kenapa lisa?, bang marcell ganteng dan mapan"
"gue ngerasa kayak di introgasi keluarga calon gue" marcell tertawa. "gue dengar lo anak kolongmerat juga"
"huh?- tau dimana bang"
"gue punya indra ke enam"
"bohong banget" jeffrey berkata. Marcell hanya tertawa Menanggapi nya.
"jadi anak orang kaya yang tinggal bilang pengen sesuatu dan detik berikutnya langsung di kabulin, kenapa lo suka sama rose, di saat cewek di luaran sana mengejar lo mati-matian?"
"karna dia berbeda bagi gue, bang. Dan gue juga enggak tau, sejak awal gue merasa beda, Gue hanya ingin dia di antara ribuan cewek cantik sekalipun" jeffry menjawab dengan senyum malu nya.
"lo sudah menjawab pertanyaan yang lo tanyain ke gue"
[]
Lisa menahan senyum nya, dia dan rose duduk di sofa ruang tengah, dengan rose yang memakan keripik kentang nya dan rose yang mulai memutar film the boss baby.
Lisa sudah membentengi diri nya agar tidak jatuh dalam pesona lelaki seperti marcell, lisa juga tidak suka dengan lelaki dengan jarak usia hampir sepuluh tahun dari nya. Tapi kali ini berbeda, dari sekian banyak.lelaki berengsek yang di kenal nya,.marcell yang paling frontal dan blak-blakan. Tatapan mengintimindasi nya mampu membuat lisa terdiam dan menuruti lelaki itu
Lisa tidak ingin merasakan seperti ini, jatuh cinta setelah putus cinta, terlalu cepat bagi nya. Dia takut kalau dia hanya menjadikan marcell sebagai pelarian nya, tapi lisa juga merasa kalau marcell mampu memimpin nya, mampu melindungi nya, dan tulus.
"lebih baik berengsek tapi nyatanya tulus" rose berkata.
"apa sih jee" lisa mendorong pelan rose. "dia gantle banget jee. Tadi gue enggak sengaja ketemu mantan, dan dia bilang, dia menghormari dan menghargai gue"
Lisa tertawa kecil mengingat kejadian dimana marcell bersikap seperti sangat menjaga nya dan menghargai nya, lisa menceritakan semua kejadian itu pada rose.
"udah kayak drama korea tau enggak sih, gemes gue sama om sugar lo" rose berkata.
"mulai deh, alay nya" lisa mencibir.
"tapi lice, om sugar lo emang ganteng banget njir. Gue dukung lo seribu persen"
"gue enggak tau dia serius atau enggak. Dia aja cerita ke gue, kalau dia berengsek punya banyak teman kencan"
"aduh si ogeb, itu artinya dia emang serius. Dia mungkin mau tau gimana reaksi lo kalau tau dia emang berengsek, itu sih menurut gue dia jujur banget"
Lisa mengangguk, kalau lisa pikir-pikir lagi marcell lelaki yang bertemu dengannya sejak perkenalan pertama kali yang bersikap sangat jujur dan blak-blakan.
"dia memang beda, dia kelihatan pecicilan tapi tegas" lisa memeluk bantal.
"udah enggak usah kebanyakan mikir, kalau lo ngerasa nyaman dan aman sama dia, yaudah" rose tersenyum lembut.
"iya istri pak jeff" lisa menggoda.
"akh, lo mah gitu, malu kan gue, belum di lamar jeff loh gue" rose tetap lah rose yang selalu malu-malu kalau sudah menyangkut apapun tentang jeffrey.
"ciaaaa ngomongin gue" jeffry muncul secara tiba-tiba dari arah dapur, dan memeluk rose dari belakang.
"dih pede" rose mencibir.
"lice, di panggil calon nya tuh." jeffry beralih menatap rose "yuk makan"
"bilang aja makanan nya siap, ribet banget hidup lo" lisa mencibir lalu pergi ke dapur.
Pipi lisa memanas melihat marcell menata makanan di meja makan, lelaki itu terlihat sangat menawan hanya dengan kaos biasa. Lisa tidak ingin berfantasi liar, tapi pesona marcell membuatnya berpikir yang tidak-tidak.
Lisa, lo baru putus dua minggu. Jangan mikir aneh-aneh.
Lisa berkata meyakinkan diri nya.
"kamu enggak ada niat bantuin saya?" marcell mendengus.
"kamu yang pengen nyiapin semua nya" lisa menjawab.
"paling enggak, kamu ada inisiatif bantu saya, bikin minum kek atau apalah"
"sudah selesai semua tuh" lisa menunjuk dengan bibir nya.
Marcell menghela nafasnya, apa lisa sedang menggoda nya sekarang.
"jeff yang bantu saya. Kalian berdua enggak bisa masak ya" marcell berkata, rose yang baru datang hanya tersenyum malu.
"bisa kok, lebih bisa dikit lah dari pada lisa yang cuma masak mie" rose menjawab.
"pantas saja kamu di selingkuhin" marcell berkata. Lisa mendengus dan menatap tajam marcell, dia baru tau kalau marcell punya mulut yang pedas juga.
"memang ya, manusia enggak ada yang sempurna. Ya enggak masalah lah, saya suka kamu apa ada nya" marcell mengacak rambut lisa, rose dan jeffry sudah tertawa melihat lisa.
"besok kamu sibuk enggak?" marcell bertanya sambil mengambilkan makanan untuk lisa.
"pemotretan pagi, ke kampus siang nya, terus pulang, tidur" lisa menjawab sambil mencoba satu suapan masakan marcell. "hmm enak"
"besok pagi saya jemput, saya temenin seharian" marcell berkata.
"kamu enggak sibuk, apa?" lisa bertanya.
"iyain aja, biar cepat" jeffrey menyahut.
Lisa menghela nafasnya, menatap jeffrey dan rose yang mengangguk mendukung marcell.
"Telat, saya berangkat sendiri" lisa menjawab.
"kalau gitu, saya nginep disini aja biar enggak telat" marcell berkata.
"setuju" jeffry berkata lalu beralih menatap rose yang sibuk makan. "cee, aku nginep juga ya"
"nanti kamu di grebek pak RT, pulang ya!" rose menjawab.
"enggak masalah, lumayan nikah cepat plus gratis" jeffry berkata.
"Tuh lice, kata teman mu lumayan nikah gratis. Kita minta grebek aja juga" marcell berkata.
Lisa dan rose hanya menghela nafasnya, malas meladeni jeffrey dan marcell yang sudah terlihat akrab.
.............................Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Side to Side
Short StoryLisa memang tidak punya tipe khusus untuk memilih pasangan, tapi dia jelas akan menolak om-om yang mendekatinya. Tapi kalau om nya kayak aktor korea favorite nya gongyoo, mungkin lisa akan menerima tanpa pikir panjang. yang jadi masalahnya, aktor fa...