Marcell terkekah melihat foto lisa di layar laptop nya, dia baru saja menyalin foto lisa yang di ambilnya tadi. Marcell merasa geli sendiri dengan diri nya yang mengingat kejadian satu jam yang lalu saat lisa menarik nya ke dapur dengan alasan minta temani marcell membawakan minuman dan cemilan untuk anggota keluarga.
Gadis itu mengepalkan tangannya di depan wajah marcell dan berkata pelan dengan nada tajam.
"arrggh.. Kamu ini apa-apaan sih" lisa berkata "keluarga kamu makin salah paham, pokoknya saya enggak mau tanggung jawab. Kamu harus jelasin"
"nanti deh" marcell tersenyum miring. "lagi seru, kayak main sinetron"
"Om. Kita baru kenal tadi"
"udah seminggu" marcell meralat " saya tau kamu udah seminggu"
"astaga, beneran deh" lisa mendengus, dada nya turun naik menahan emosi nya.
"kamu percaya kebetulan?" marcell duduk di pantri dapur, sambil menatap lisa yang sekarang melipat lengannya di depan dada.
Lisa mendengus.
"enggak" lisa menjawab.
"sama saya juga" marcell berkata.
"ini kenapa jadi bicarain hal lain, kita lagi bicarain kamu yang harus tanggung jawab buat jelasin ke keluarga kamu"
"gini loh, enggak ada yang kebetulan di dunia ini. Jadi kita bertemu di kampus dan pas hunting foto, saya enggak menganggap itu kebetulan. Kamu bertemu dengan keluarga saya, mungkin saja kita emang di takdirkan bertemu"
Lisa di buat diam, dia tidak tau harus menjawab apa, kali ini dia kalah bicara dengan marcell.
"oh iya, jangan panggil om. Saya masih ganteng gini" marcell mengacak poni lisa.
[]
Marcell menghela nafasnya, mencoba menenangkan dirinya yang merasa aneh, walaupun hari ini dia baru mengobrol dengan lisa.
Yuna datang sambil membawakan satu cangkir teh pada marcell.
"Jangan di sakitin, dia lucu dan juga punya mimpi. Dia bukan pacar lo kan"
"tau dari mana?" marcell bertanya.
"enggak sengaja dengar kalian ngomong di dapur, syukur cuma gue yang dengar" yuna menjawab.
"Gue enggak sengaja lihat dia ngelabrak pacarnya selingkuh di kelas pas minggu lalu gue kunjungan pertama ke universitas keluarga kita." marcell menjelaskan.
"lalu?"
"dia menarik, dia berbeda. Dan setelah gue kenal dia hari ini, dia bikin gue ngerasa kayak anak abg lagi"
"cel, dia cantik dan muda. Jangan mandang karna tampang doang"
"kak, kalau gue beneran mempersunting dia gimana?"
"udah deh, bacot mulu. Gue enggak yakin lo serius"
Marcell tertawa. Dalam sejarah percintaan marcell, dia tidak pernah serius dalam menjalin hubungan cinta, karna kebanyakan dari para wanita itu hanya memandang tampang dan harta marcell, terakhir dia serius saat masih duduk di bangku kelas dua belas SMA, bahkan sekarang marcell sendiri lupa gadis itu.
Lisa adalah orang baru yang menarik bagi marcell, gadis itu juga berbeda.
"maka dari itu, biarin dia tau gue cuma cowok biasa yang hobby motor dan seorang fotografer" marcell berkata "kalau Tuhan mau, mungkin besok lisa bakalan jadi istri gue"
"gue sebenarnya malas banget ikut terjun ke dalam sinetron cinta lo" yuna menghela nafas.
"tapi dia manis dan baik, papa juga kelihatan excited banget sama dia, jadi yaudah lah." yuna berkata.
KAMU SEDANG MEMBACA
Side to Side
Short StoryLisa memang tidak punya tipe khusus untuk memilih pasangan, tapi dia jelas akan menolak om-om yang mendekatinya. Tapi kalau om nya kayak aktor korea favorite nya gongyoo, mungkin lisa akan menerima tanpa pikir panjang. yang jadi masalahnya, aktor fa...