23. Perjuangan dimulai

3.7K 180 18
                                    

Dava's POV

"Dava, Lo bener-bener mutusin Carel?",

Aku cuma diam berjalan di depan Bian tanpa menghiraukan ocehannya

"Va, Lo kan udah tau keadaan dia?! Kenapa Lo malah mutusin dia?!",

"Va! Lo nggak beneran cinta sama dia ya?",

"Cukup Bi! Cukup!",aku membalik tubuhku dan bersiap mengeluarkan omelan mautku

"Gue capek ya Lo selalu bahas Carel! Gue sama Carel udah selesai Bi! Lo tau kan kalo dia sendiri yang mengakhiri hubungan kami!",

"Tapi Lo kan tau sendiri alasan dia ngelakuin itu buat apa!",

"Justru karena gue tau Bi makanya gue ngalah! Gue tau banget gimana perasaan Carel! Gue...

Ucapanku terpotong karena Bian tiba-tiba memelukku.

"Maaf Va... Maafin gue!",

"Gue juga nggak mau kayak gini Bi, tapi keadaan yang maksa gue buat kayak gini!",

"Gue tau Va... Gue tau!",

.
.
.
.
Setelah 2 hari pemulihan akhirnya hari ini aku bisa melihat Carel masuk sekolah lagi. Sedih rasanya melihat Carel yang sudah tidak secerah dulu, wajah terlihat pucat, badan juga terlihat lebih kurus.

"Rel, maen basket yuk!",ajak Bima sambil merangkul bahu Carel sedangkan aku dan Bian sudah duduk manis di tempat duduk kami

"Maaf aku nggak bisa main!",

"Ayo lahhh Rel!! Lo kan lumayan jago maen basket!",

"Ayok maen sama gue!",sambar Bian yang tiba-tiba berdiri dan menghampiri mereka

"Maen sama Lo mah bikin kalah mulu Bi!",sahut Raja sewot

"Kita maunya maen sama Carel!",

"Jangan sama Carel, ntar kalo dia jadi item kan kita yang repot harus lulurin dia tiap hari!",aku terkikik mendengar celotehan Bian, Carel itu memang termasuk spesies cowok yang putih bersih dan jangan lupakan wajah imutnya

"Dava ayok maen! Kalo kita menang ntar ditraktir pizza sama Raja!",

"Woy kampret! Sejak kapan gue bilang begitu!",

Mungkin cuma begini caranya aku bisa mencintai Carel, berperan sebagai "teman biasa", hanya itu caranya aku bisa mencintainya, mencintai dalam diam.
.
.
.
BYURRR!!

"Shit!",aku mengumpat karena dengan kampretnya si Anggun ngeguyur gue dengan air seember

"Uppssss sorry gue nggak sengaja!",katanya dari lantai 2, ni kalo tangan gue nyampe ya tu kepalanya udah gue tarik ke bawah tuh

"Ehh monyet! Lo kalo mau iseng yang elit dikit napa sih!",sewotku dan Anggun cuma cengar-cengir doang, akhirnya dengan hati gondok aku memilih pergi mencari Bian, tentu saja aku mau pinjam jaketnya. Beberapa pasang mata tampak terang-terangan menikmati pemandangan gratis dariku siang ini. Bagaimana tidak, seragam putihku basah kuyup dan bra hitamku tercetak jelas sekarang, ingatkan aku untuk selalu memakai baju dalam setelah ini.

Langkahku terhenti saat kurasakan tubuhku menghangat dan sebuah cardigan merah tersampir di bahuku. Aku tersenyum melihat Carel yang berjalan melewatiku. Tentu saja ini miliknya, aku sangat hafal sekali wangi tubuhnya.

"Lo udah gila ya?",bibirku langsung mengerucut saat kudengar celotehan Bian, ternyata tadi Bian lagi sama Carel tohh

"Tipis banget sihhh tu bibir!",sewotku

"Biar tipis tetep bisa bikin Lo mendesah keenakan kok! Aduhhh!",Bian mengaduh ketika aku menjitak kepalanya dengan sangat kencang

"KDRT banget sih Lo Va!",sewotnya, aku lalu pergi ke atap, cari angin dulu, siapa tau bajuku bisa cepat kering kan. Aku mengernyit ketika kulihat seseorang tampak duduk meringkuk di pinggir pagar pembatas, Carel? Carel kah itu? Aku langsung berlari menghampirinya saat aku sadar itu benar-benar Carel.

Love Is Another Life (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang