31. i won't give up

2.3K 119 2
                                    

Heyyyy sebelumnya gw kasih tau dulu nihhh, mulai dari part ini sampe selesai, kalian semua harus siapin tisu ya.

Happy reading

.
.
.

"Kak?? Kakak?",

Aku makin panik saat tidak ada seorang pun yang muncul ke kamarku.

"Kakaaaak!!!",jeritku histeris

"Rel? Kamu kenapa?",tanya kak Azka yang sudah menghampiriku

"Kak, tolong kak,kakiku nggak bisa digerakkan",kataku panik

"Tunggu yaa! Aku panggilkan orang rumah",
.
.
.
Aku terdiam menatap kedua kakiku yang sudah tidak berguna.

"Ayah sama kak Nares mana kak?",tanyaku, disini ada Bian, Dava dan kak Darren

"Mereka masih bicara dengan Serena di ruangannya",jawab kak Darren, aku menatap Bian sejenak

"Mmm kak, Carel bisa minta tolong beliin jus jambu?",tanyaku, kulihat kak Darren terdiam saat melihatku menatap Dava dan Bian serius

"Dava, ayo ikut gue",ajak kak Darren sambil menggandeng tangan Dava, meskipun kebingungan Dava pun tetap memilih ikut dengan kak Darren

"Lo mau apa?",tanya Bian

"Maksud kamu Bi?",tanyaku balik

"Lo sengaja kan nyuruh Darren ngajak Dava? Lo mau apa sama gue?",aku tersenyum sendu melihatnya

"Maaf ya Bi...

Bian lalu mendekatiku dan duduk di tepian ranjangku

"Lo pasti sembuh Rel, gue percaya sama Lo",katanya pelan

"Tapi aku yang nggak percaya sama diriku sendiri Bi",

"Rel... Lo...

"Aku percaya sama kamu Bi",

"Rel! Dava itu sahabat gue! Dan juga Lo pasti sembuh Rel!!",

"Waktu aku nggak banyak Bi... Please",kulihat mata Bian mulai berkaca-kaca, dia mengusap wajahnya kasar

"Shit!!",makinya

Tidak lama kemudian kak Nares, ayah dan kak Rena datang, wajah mereka terlihat sangat tegang.

"Bian, bisa tinggalkan kami sebentar?",tanya kak Rena, tanpa menjawab Bian pun memilih untuk segera keluar dari ruangan, aku menarik nafas panjang lalu menghembuskannya perlahan

"Kaki aku kenapa kak?",tanyaku pelan, kulihat kak Nares dan ayah hanya terdiam

"Sel kankermu sudah merusak saraf pada tulang belakangmu, kondisimu yang menurun membuat penyebaran sel kankernya makin cepat",kini gantian aku yang terdiam, sepertinya sudah tidak ada yang bisa kulakukan

"Saya akan melakukan biopsi untuk memeriksa sejauh mana penyebaran sel kankernya",

"Jangan!",cegahku tiba-tiba

"Carel!",tegur kak Nares

"Carel mau pulang yah",pintaku

"Carel! Jangan seperti ini Rel!",tegur kak Nares

"Biarkan Carel pulang kak",pintaku memelas

"Ayo pulang!",ajak ayah tiba-tiba

"Ayah",kak Nares hendak protes, tapi ayah langsung menghampiriku, membantuku untuk turun dari tempat tidur dan mendudukkanku di kursi roda

"Nares! Ayo pulang!",
.
.
.

Aku berusaha menggapai botol minumanku yang ada di atas lemari kecil di samping tempat tidurku, tapi tidak bisa, aku masih belum terbiasa dengan keadaanku yang sekarang.

Love Is Another Life (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang