17. Rahasia

3.7K 140 9
                                    

"Seberapa parah?",

"Stadium 3!",

"Ayahmu tau?",

"Belum!",

Aku buru-buru menahan tangan kak Azka saat dia beranjak berdiri.

"Lepas Rel! Aku mau menemui pak Jimmy!",aku menggeleng keras

"Please kak jangan!",pintaku lemah

"Kamu gila ya?? Terus kamu berjuang sendiri gitu? Bahkan biaya untuk perawatan kanker itu nggak murah Rel!",kak Azka kembali duduk di salah satu anak tangga di depanku, setelah bertemu di depan ruangan kak Rena aku memang membawa kak Azka ke tangga darurat, aku tidak mau ada yang mendengar pembicaraan kami

"Aku masih punya tabungan kak!",bukan mau bermaksud sombong, tapi setiap bulan ayah selalu mentransfer sejumlah uang ke rekeningku dan aku sangat jarang memakainya, yahh semoga itu cukup untuk membiayai pengobatanku

"Jangan naif Rel, kamu pasti butuh mereka!",

"Aku tau yang kulakukan!",aku segera melengos pergi, aku lelah, kulihat jam di tanganku sudah jam 12 siang, rasanya sudah tidak mungkin kalau mau ke sekolah.
Aku mendongakkan kepalaku saat kurasakan kepalaku sangat pusing, ingatkan aku kalau aku harus menjaga emosiku, tidak boleh meluap-luap.

"Carel!",kak Azka buru-buru menghampiriku

"Aku baik-baik aja kak!",kataku saat kak Azka menahan punggungku karena aku hampir jatuh

"Ayo pulang!",ajakku, aku nggak bisa ketemu Dava dengan keadaan yang seperti ini
.
.
.

My Dava : Kenapa nggak sekolah? Bahkan nggak memberi kabar

Carel : Maaf sayang, tadi ada urusan mendadak yang harus kuselesaikan

My Dava : Kamu baik-baik aja kan?

Carel : Aku baik-baik aja, besok aku sekolah kok :)

My Dava : Baiklah :(

Aku mengacak rambutku frustasi, aku tau kalau Dava sangat ingin bertemu denganku sekarang, aku pun begitu, akhhhh tubuh sialan!!

Aku berjalan pelan keluar kamar, seharian ini aku terus-terusan mengurung diri di kamar.

"Rel?",kudengar kak Nares memanggilku dan dia sedang duduk di ruang keluarga, ini baru jam 4 sore kan, tumben sekali dia sudah ada di rumah

"Ada apa kak?",tanyaku yang baru saja turun dari tangga lalu menyusulnya di ruang keluarga

"Kakak nemuin ini!",tubuhku menegang ketika kakak menaruh selembar struk transaksi ATM milikku yang sepertinya jatuh dari kantong seragamku tadi pagi

"Rasanya selama ini kakak nggak pernah tau kamu pakai uang dalam jumlah banyak!",aku terdiam, kak Nares memang yang paling tau tentang keuanganku, aku paling jarang menggunakan uang dalam jumlah banyak, aku hanya memakainya untuk keperluan rutinku saja, tapi untuk kali ini aku melakukan penarikan uang yang cukup banyak untuk pemeriksaanku minggu lalu

"Untuk apa uang sebanyak itu Rel?",tanyanya menuntut

"Ada kebutuhan mendesak yang harus Carel penuhi kak!",bohongku

"Kebutuhan apa? Kalau kebutuhan sekolah kamu bisa ngomong sama kakak atau ayah, jangan pakai uang tabunganmu!",

"Itu kan salah satu guna dari uang yang ayah kirim untuk Carel setiap bulan kan kak!",

"Kamu tetap tanggung jawab ayah dan kakak Rel, sama halnya dengan Darren, kalian itu masih tanggung jawab kami, kakak kerja juga buat kamu!",ya Tuhan maafkan aku karena harus membohongi kak Nares

Love Is Another Life (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang