25. Memutuskan kembali

3.4K 144 10
                                    

Dava's POV

Aku nggak bisa menahan perasaanku lagi, aku langsung berlari menghampiri Carel dan memeluknya. Lama aku memeluknya sampai akhirnya Carel membalas pelukanku, kedua lengannya merengkuh tubuhku dan aku membenamkan wajahku di dadanya.
.
.

Carel membawa kami ke sebuah rumah sederhana tidak jauh dari tempat kami bertemu tadi. Carel bilang dia mengontrak rumah ini dan tinggal sendiri disini. Dia bertahan hidup dengan bekerja sebagai buruh di sawah dan kebun.

"Ikut kami pulang!",kata kak Nares tegas, suasana di ruangan ini memang sangat tidak enak, kak Rena juga sejak tadi hanya diam

"Maaf kak, biarkan Carel tinggal disini!",sahut Carel, aku menggenggam tangan Carel makin erat, begitu juga dengannya yang masih menggenggam tanganku

"Cepat pulang sebelum ayah tau kamu pergi",om Jimmy memang belum tau tentang kepergian Carel karena kebetulan dia masih ada perjalanan bisnis ke Roma

"Tidak masalah kalau ayah tau, mungkin ayah akan lebih bahagia!",

"Carel!",tegur kak Rena yang akhirnya keluar suara

"Jangan khawatirkan Carel kak, Carel baik-baik aja disini, Carel bisa belajar mandiri disini!",

"Nggak dengan kondisi lo  yang sekarang Rel!",sambar Bian

"Ikut dengan kami sekarang Rel!",bujuk Bian lagi

"Aku baik-baik aja Bi!",Carel tetap keras kepala

"Jangan keras kepala Rel!",tegur kak Nares, Carel lalu melepaskan genggaman tangannya dariku dan beranjak berdiri

"Sampai kapan kalian akan menganggapku anak kecil? Berhenti mengkhawatirkanku, aku bukan siapa-siapa bagi kalian!",kata Carel keras dan dia beranjak keluar dari rumah

"Biar aku aja yang ngomong sama Carel!",pamitku sambil mengejar Carel, aku menghampirinya yang saat itu sedang duduk di sebuah saung yang ada di tengah sawah

"Aku selalu suka tinggal di tempat seperti ini, tenang dan sepi",

"Kamu nggak mau ada di tempat yang ada aku nya?",

"Kamu mau tinggal disini sama aku?",

"Aku mau disini sama kamu Rel, tapi nanti setelah kamu sembuh",

"Aku udah terlalu banyak nyakitin kamu Va, harusnya kamu nggak usah nyariin aku",kata Carel sambil mengelus puncak kepalaku

"Mau ribuan kali kamu sakiti pun aku tetap cinta sama kamu Rel! Aku nggak mungkin bisa benci sama kamu!",Carel meraih tubuhku ke dalam pelukannya

"Maafin aku Va...",

"Kamu harus sembuh Rel, kamu harus sembuh!",

"Dava bener, kamu harus sembuh!",Carel melepaskan pelukannya dariku karena kini sudah ada kak Nares yang bergabung dengan kami

"Kak...

"Pulang Rel, kamu harus sembuh",

"Carel nggak pantes buat nerima kebaikan kakak, Carel bukan siapa-siapa kak!",hatiku menghangat ketika kak Nares menghampiri Carel dan memeluknya

"Kamu tetap adikku sampai kapanpun juga",
Kulihat Carel tampak tersenyum sambil membalas pelukan kakaknya

"Maafin Carel kak...",

"Ayo pulang rel!",

***

Aku tersenyum melihat Carel yang sudah duduk manis di mejanya, semangat belajarku sudah kembali pulih lagi.

"Cengar cengir aja lo Dav, mending kalo lo cengar cengir karena udah balikan sama dia",

Seperti yang Bian bilang barusan, aku dan Carel masih tetap pada status kami yang sebelumnya, mungkin menurut kalian dengan apa yang kami lakukan saat bertemu bisa dianggap kami sudah berbaikan tapi anggapan kalian sepertinya salah karena kami masih tetap pada status awal kami "bukan siapa-siapa".

Love Is Another Life (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang