6. My Bian

9.5K 182 2
                                    

"mama!!!!",

"Ssshhh... Tenang Va,,, tenang!",Bian memeluk tubuhku sambil mengusap-usap punggungku

"Dava kenapa Bi?",tanya Carel panik

Semalam setelah membujukku agak lama akhirnya aku mau untuk pulang ke apartemen Bian dengan catatan Carel ikut menginap disitu. Untung saja saat ini ayahnya sedang ke luar negeri jadi Carel bisa menginap.

"Rel, temenin Dava dulu yaa, gue mau ambilin obat buat Dava!",ujar Bian karena badanku yang memang sedang demam sejak pagi tadi. Carel lalu merangkak naik ke atas ranjang dan duduk di hadapanku. Aku lalu berbaring di pahanya dan membenamkan wajahku di perutnya.

"Mending kamu nggak usah sekolah aja Va!",usul Carel

"Pinginnya gitu Rel, tapi gue males disini sendirian!",keluhku

"Aku bakal nunggu disini nemenin kamu!",putus Carel

"Lo mau bolos Rel?",tanya Bian tiba-tiba

"Ya sekali-kali Bi, toh ayah juga lagi nggak ada!",cengirnya yang membuat kami terkekeh

"Ya udah, gue berangkat kalo gitu!",pamit Bian setelah meletakkan obat dan air minum di atas nakas

Hening, hanya kami berdua disini. Ahhh sial! Aku biasa berduaan dengan Bian, tapi kenapa rasanya jadi canggung ketika berduaan dengan Carel.

"Maaf ya, cuma ini yang bisa aku lakukan buat kamu!",Carel mengusap puncak kepalaku dengan sayang 

"Lo mau nemenin gue disini aja udah seneng banget gue rel!",aku meringkuk masuk ke dalam pelukannya yang sedang berbaring di sampingku, kupejamkan mataku menikmati wangi strawberry di tubuhnya, wangi sabun mandi milik Bian yang baru kuganti minggu lalu

"Gue suka wangi Lo Rel!", Carel terkekeh mendengarnya

"Ini sabun milik Bian!",

"Iya dan wangi ini lebih cocok sama Lo, cocok sama kepribadian Lo yang lembut. Nggak kayak Bian, urakan!",lagi Carel terkekeh karena kata-kataku

"Gitu-gitu dia sahabatmu loh!",Carel memperingati, aku mendongakkan kepalaku hingga mata kami bertemu

"Nggak cuma Bian, sekarang gue udah punya Lo juga!",ucapku, sambil tersenyum Carel mencium keningku dengan lembut. Lama bibirnya menempel di keningku hingga turun perlahan ke puncak hidungku dan mendarat di bibirku. Awalnya hanya sebuah kecupan ringan hingga akhirnya Carel mulai melumat bibirku dengan sangat lembut seolah bibirku akan hancur bila dia melumatnya dengan kasar. Aku tidak mampu menahan air mataku lagi menerima perlakuan lembut darinya.

"Va... Maaf aku...",Carel mendadak panik dan melepaskan ciumannya ketika melihatku menangis

"Jangan nangis Va...",pintanya sambil menghapus air mataku yang masih mengalir

"Gue seneng Rel, Lo bikin gue ngerasa berharga dengan perlakuan lembut Lo!",Carel kini sudah merubah posisi tubuhnya jadi miring ke arahku dengan berat badan bertumpu dengan sebelah tangannya

"Kamu adalah perempuan pertama yang membuatku sadar kalau menyayangi seseorang itu adalah sesuatu yang luar biasa!",ucapnya lembut sambil mengelus pipiku. Aku tersenyum sambil mengelus garis rahangnya yang terasa lembut, kurasa Carel termasuk spesies lembut tanpa bulu karena belum ada rambut-rambut halus yang mulai menghiasi wajahnya

"Dan gue adalah perempuan yang paling beruntung karena dapat kasih sayang dari cowok lembut kayak Lo!",pujiku, sambil tersenyum Carel kembali melumat bibirku, kali ini terasa agak kasar karena ada hasrat di dalamnya. Carel mulai melumat bibirku, kurasakan nafas kami berdua mulai memburu, kubuka mulutku mengizinkan lidahnya masuk ke dalam dan menyapa rongga mulutku. Desahan mulai lolos dari bibirku dan Carel kini sudah berubah posisi jadi mendidihku. Hari ini baru kusadari kalau tubuh Carel besar, sama seperti Bian, bahkan kini dia sudah menguasaiku dalam kungkungannya. Aku mengalungkan kedua tanganku di lehernya dan kembali mempersatukan bibir kami.

"Rell...",desahanku kembali lolos ketika ciuman Carel sudah merambat turun ke leherku, aku mendongakkan kepalaku memberikan akses lebih padanya dan kecupan milik Carel sudah beralih ke rahangku, shit! Carel benar-benar membuatku gila.

"Woiii ini masih siang!!!",kami segera menghentikan aktifitas kami dan Carel melompat turun dari tubuhku sedangkan aku segera beranjak duduk

"Bian kampret!",makiku sedangkan si kampret ini malah cengar cengir sambil berdiri santai di depan pintu kamar. Bian memang cuma punya 1 kamar dan aku yang paling sering menempati kamar ini

"Lo Rel, tampang aja cupu, ternyata gercep juga Lo!",sewotnya

"Bawel kamu Bi!",sewotnya

"Terus? Lo ngapain pulang jam segini?",ini baru jam 10 dan Bian udah muncul, padahal dia sendiri yang bilang nggak mau bolos.

"Gue harus pulang ke Rusia!",mataku melotot, aku pun melompat turun dari tempat tidur dan menghampirinya

"Maksud Lo apaan?",tanyaku

"Nyokap sakit Va, gue harus pulang!",uggh, aku nggak bisa berkata apa-apa lagi kalo udah menyangkut Tante Amyra. Bahkan aku juga pingin ikut ke Rusia.

"Rel, ikut gue bentar! Dava, Lo tunggu disini dulu!",

***

Bian's POV

Aku membawa Carel ke dalam ruang kerja milikku yang terletak di sebelah kamar.

"Duduk rel!",aku menyuruh Carel duduk di seberang meja kerjaku. Aku mengambil buku agenda milikku dari dalam laci dan memberikannya pada Carel

"Sejak Lo Deket sama Dava gue nulis apa yang biasa gue lakuin ke Dava dalam buku itu. Gue rasa Lo pasti udah tau tentang keluarga Dava kan!", Carel mengangguk, sudah kuduga Dava sudah cerita

"Sejak kejadian itu Dava selalu mengalami gangguan tidur. Dia sering mimpi buruk. Di laci sebelah ranjang gue ada obat tidur, Lo boleh kasih ke Dava kalau memang dia yang minta. Di agenda itu tertulis apa aja yang Lo harus lakuin kalau terjadi sesuatu dengan Dava!",

Carel hanya terdiam menatap buku di dalam genggamannya itu.

"Sorry gue harus ngerepotin Lo begini, bukan berarti gue mau sok nunjukin gue yang paling tau tentang Dava, tapi ini juga penting harus Lo ketahui!",

"Aku tau Bi, aku cuma cemas nggak bisa jagain Dava selama Lo nggak ada!",

"Lo pasti bisa! Dava udah mau cerita tentang keluarganya ke Lo berarti dia udah mulai ngerasa nyaman sama Lo! Kemungkinan Dava bakal sering nginep disini selama gue nggak ada, jadi sebisa mungkin Lo temenin dia! Gue takut dia kenapa-napa kalo harus tidur sendirian!",jelasku dan Carel mengangguk mengerti

"Sorry Rel gue harus pergi! Sebenernya gue juga nggak tenang harus ninggalin Dava!", Terakhir kali aku meninggalkannya , Dava jatuh sakit karena dia nggak bisa tidur selama seminggu aku nggak ada.

"Sebenernya kenapa Dava selalu mimpi buruk?",tanya Carel

"Kematian mamanya memberi luka yang dalam di hatinya, belum lagi rasa sakit hatinya pada papa dan kakaknya membuat luka hatinya semakin dalam. Dava belum bisa ikhlas menerima keadaannya, itulah yang membuatnya selalu mimpi buruk. Secara tidak sadar Dava sangat merindukan kakak dan papanya, tapi rasa sakit hatinya membuat hatinya jadi sekeras batu",

Teringat jelas bagaimana dia menangis di pemakaman mamanya, bagaimana Dava mengamuk saat papanya pulang dari perjalanan dinas 7 hari setelah kematian mamanya, bagaimana Dava menangis histeris menolak kedatangan Davin kakaknya, Dava saat itu benar-benar hancur dan butuh waktu yang tidak sebentar untuk menyembuhkan luka hatinya.

"Gue tau Lo sayang banget sama Dava jadi gue yakin Lo pasti bisa jagain Dava selama gue nggak ada!",

"Percaya sama aku Bi, aku pasti bisa jagain Dava!",

"HP gue selalu standby kalo Lo butuh buat hubungin gue. Oh ya, kalo Dava mau pulang ke rumahnya biarin aja, yang penting Lo selalu standby HP aja!",

"Ok Bi!",

TBC

Syediiiiihhhh harus pisah sama babang Bian, Carel jagain Dava dulu yaaa, jangan malah diajak main Mulu.

Part ini pendek dulu ya gaes, author mo bertapa di gunung dulu.

#killerbee91

05 Mei 2018

Love Is Another Life (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang