Bagian 1 | Tabrakan

1.2K 50 15
                                    

Cerita baru gue guys, jan lupa votment.
Happy Reading😊😊

Aku harap ini hanya sekedar pertemuan sekali yang ditulis takdir.

Seorang gadis tengah berlari di koridor sekolah, entah kemana tujuannya tapi ia terlihat sangat tergesa-gesa.

"Woyy minggir!!" Teriaknya pada sekumpulan siswa yang terlihat tengah bercengkrama jauh di depannya. Sontak hampir seluruh siswa yang berada di koridor itu menatapnya dengan heran.

"Minggir elah. Woy yang pake topi hitam!!" Teriaknya kembali pada seorang siswa yang terlihat berjalan berlawanan arah dengannya.

Brukk!!
Awss!!

"Wadooh gue bilang kan minggir." Ujar gadis itu sambil berdiri dari jatuhnya.

Pria yang ditabraknya hanya menatapnya tajam dan datar.
Ia tidak terjatuh seperti gadis itu.
Lalu melangkah pergi meninggalkannya.

"Idiih gak minta maaf lagi." Umpatnya kesal lalu kembali berlari.

****

Matahari tengah semangat memberi energi panasnya pada bumi, membuat keringat bercucuran dan menyengat kulit.

"Udah elah, Gaf. Panas nih!" tutur Bima yang menemani Assegaf bermain basket di lapangan outdoor sekolah.

Yang ditanya hanya cuek tak memperdulikan dan kembali mendribble bola, menshootnya ke arah ring dan...
Bumm!!
Suara bola basket jatuh saat keluar dari ring.

"Tambah item nih nanti gue, lo sih gak bakalan item, lah gue??" keluh Bima lagi saat Assegaf kembali mempermainkan bola basket itu.
"Gaf woy elah, udah dong!!"

Akhirnya Segaf menghentikan permainannya dan menatap Bima malas, yang di tatap hanya tersenyum kemenangan karena Segaf menuruti kata-katanya meski harus merengek dulu.

"Malesin lo." kata Segaf.

"Lo sih, kesambet paan coba main basket tengah hari gini. Mana panas banget lagi." balas Bima. Segaf hanya berdecak malas.

"Yodahlah, kantin kuy gerah nih!" ajak Bima lalu berjalan kearah kantin terlebih dahulu dan di ikuti Segaf di belakangnya.

Sesampainya di kantin Bima langsung menuju ke arah stand penjual jus buah.

"Lo pesen apa, Gaf ?" Tanya Bima pada Assegaf yang tengah berdiri cool dengan kedua tangannya di masukkan ke saku celananya.

"Jus Apel." Jawab Segaf

Segaf dan Bima memilih duduk di bangku pojok kantin. Selain karena menghindari tatapan banyak orang juga di pojok kantin terasa dingin karena ada kipas angin di dindingnya.

Tak lama kemudian ada sekelompok siswa yang memasuki kantin dengan rusuh.

"Warna biru langit aja udah." Kata Cewek berambut sebahu.

"Gak gak, pokoknya harus merah!" Bantah seorang cowok penuh penolakan.

"Udahlah ijo ae ijo." Kata seorang cowok berambut keriting.

"Pala lo ijo. Gak. Pokoknya harus warna abu-abu " Sahut cewek yang rambutnya di kucir kuda.

"Halah idup lo noh abu-abu, gak jelas persis kek orangnya" Sahut cowok berambut keriting.

"Iya salahin aja gue, salahin." Ucap cewek berambut kucir kuda tadi dengan penuh drama.

"Warna mint aja deh, dari pada kalian gak jelas gini." Usul Seorang cewek berambut coklat dengan tenang.

"Nah iya warna mint aja, dari tadi kek." kata cewek berkucir kuda.

Di pojok kantin tempat Segaf dan Bima.

"Paan sih itu? Ribut banget. Warna ae di ributin" Kata Bima yang melihat perdebatan di dekat pintu kantin.

Segaf hanya diam tidak merespon.

Tak lama sekelompok siswa tadi berjalan ke arah dekat meja Segaf dan Bima, tapi seseorang dari sekelompok siswa tadi menatap intens Segaf yang sedang menikmati jus Apelnya.
Ia perlahan mendekati Segaf dan

"LO..!!!" teriaknya pada Segaf sambil menunjuknya.

Segaf memandang datar gadis itu.

Apa-apaan ini.

AssegafTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang