Bagian 6 | Ungkapan maaf

299 26 3
                                    

Happy reading guys ❤️❤️
Jan lupa votmen! 😂

Jangan terlalu buru-buru, karena persoalan hati bukan suatu hal yang dapat dianggap remeh. Sekali ia terluka maka akan selamanya membekas.

"Gue mau minta maaf."

Segaf mengernyitkan alisnya menatap gadis di depannya ini. Dia tetap diam dan tidak bergeming sama sekali.

"Kenapa?" Tanya Segaf pada akhirnya.

"Gue mau minta maaf." Jawab gadis berambut cokelat itu.

"Untuk apa?" Tanya Segaf lagi.

"Untuk semua yang gue lakuin ke lo." Jawab gadis itu.

"Emang apa yang lo lakuin ke gue?" Segaf kembali bertanya.

"Gue nyia-nyian lo, gue gak ngehargai perasaan lo, gue ninggalin lo gitu aja." Jelas gadis itu dengan raut wajah bersalah.

Segaf menaikkan sebelah alisnya bertanda ia tak mengerti apa yang gadis ini katakan, kedekatan seperti apa yang ia maksud?

"Gue ngerasa kita gak pernah dekat" Kata Segaf.

"Kita dulu dekat, Gaf. Kita sering kerjain tugas bareng kalau pulang sekolah" Bela gadis itu.

"Itu kan lo duluan yang dekatin gue, Sal. Gue gak pernah anggap kita dekat, dan ya soal perasaan gue yang lo bilang tadi, itu maksudnya apa?" Ucap Segaf.

Ya, Salsa Xiandra. Gadis yang tengah berbicara dengan Segaf.

Seketika Salsa nampak kaget dengan pernyataan Segaf, kemudian raut wajahnya berubah bingung kala mendengar pertanyaan Segaf di akhir.

"Bukannya lo suka ya sama gue?" Tanya Salsa dengan raut wajah kikuk.

Segaf semakin tidak mengerti dengan gadis di depannya ini, ia saja tidak merasa pernah dekat dengan Salsa lalu bagaimana ia bisa menyukai gadis itu.

Segaf menghela nafas kemudian menghembuskannya, lelah.

"Gue gak pernah suka sama lo, Sal. Emang lo tau dari mana?" Kata Segaf.

"Jadi, lo gak suka sama gue?" Tanya Salsa dengan muka menahan malu.

"Enggak" Kata Segaf dengan menggelengkan kepalanya.

Wajah Salsa seketika merah menahan malu, bagaimana bisa ia bertingkah bodoh seperti ini.
Seketika ia membalikkan wajahnya lalu berlari secepat mungkin agar menghilang dari hadapan Segaf dan Bima.

"Bhahahahah" Tawa Bima yang begitu keras selepas kepergian Salsa.

Segaf segera meninggalkan Bima di depan pintu kelas, biarlah sepupunya itu tertawa sepuasnya.

____________________

"Lo beneran gak pernah suka sama Salsa, Gaf?" Tanya Bima sambil sesekali menambah saos di mangkuk berisi mie ayam miliknya.

Segaf hanya menanggapi dengan gelengan kepala.

"Beneran gak pernah ada rasa sedikitpun?" Tanya Bima lagi.

Segaf kembali menggelengkan kepalanya.

"Lo yakin, Gaf?" Tanya Bima untuk yang kesekian kalinya.

"Lo nanya kek gitu lagi gue tusuk tuh bibir pake garpu." Balas Segaf sambil mengangkat sebuah garpu.

Bima hanya terkekeh kecil menanggapi ucapan Segaf.

"Sadis amat, Gaf." Kata Bima.

"Makan aja deh, Bim." Balas Segaf yang kini terlihat kesal.

Suasana kantin di jam istirahat kedua ini tidak terlalu ramai, kebanyakan siswa hanya berdiam diri di kelas.
Tadinya Segaf juga hanya ingin berdiam diri di kelas sambil menunggu adzan Dzuhur, tapi Bima dengan segala paksaannya membawa Segaf ke kantin.

Allahuakbar
Allahuakbar

Terdengar suara adzan berkumandang di Masjid sekolah.

"Buruan makannya, Bim." Ucap Segaf.

"Sabar elah, Gaf." Balas Bima.

"Kan gue bilang juga apa tadi, makannya pas selesai sholat aja. Kalau kayak ginikan nanti gk keburu gue di saf depan." Omel Segaf pada Bima yang terlihat buru-buru memakan mie ayamnya.

Ting

Suara dentingan garpu dan sendok terdengar saat Bima telah menyelesaikan makannya.

"Ayo dah, ngomel ae lo." Ucap Bima sambil beranjak dari duduknya lalu di ikuti Segaf yang juga beranjak.

Segaf dan Bima sedikit berlari untuk menuju Masjid sekolah.

"Jan lari-lari napa, Gaf. Perut gue sakit ini habis makan elah." Ujar Bima dengan memegang perutnya sambil terus berjalan berusaha sejajar dengan langkah Segaf.

"Bodo amat, Bim. Gk peduli gue." Ujar Segaf.

"Durhaka emang lo sama gue kampret." Umpat Bima kesal.

Segaf malah semakin mempercepat langkahnya dan Bima yang berusaha menyusul Segaf.

Mereka langsung mengambil air wudhu kala tiba di masjid. Setelah berwudhu, Segaf dan Bima lalu berjalan cepat ke dalam masjid.

_______________________

"Astaghfirullah, yang pake sandal gue siapa woy?" Ujar Bima saat melihat sandalnya telah tak ada di tempat sebelumnya.

"Cari yang baik dulu deh, Bim. Jan suudzon ae sama orang. Habis sholat juga" Papar Segaf.

"Yaelah, Gaf. Sandal gue pan tadi pas samping sandal lo, masa iya sandal lo utuh gue kagak." kata Bima sambil melihat sekelilingnya yang masih ramai dengan para siswa yang juga telah selesai sholat.

"Tunggu nantilah kalau udah sepi." Ucap Segaf.

"Keburu ilang dah, Gaf." Kata Bima.

"Kan sekarang juga udah gak ada bego" Kata Segaf kesal.

"Astaghfirullah. Nyebut, Gaf." Kata Bima.

"Astaghfirullah" Kata Segaf sambil mengelus dadanya. "Lagian lo juga bikin kesel" Sambungnya.

"Yodah, tunggu sepi aja dulu kalau gitu" Putus Bima.

Setelah menunggu sekitar hampir 10 menit, Bima dan Segaf mulai mencari keberadaan sandal Bima.

"Lo cari di belakang masjid, gue cari dekat bagian perempuan." Kata Bima memberi perintah.

"Bisa ae modus lu." Kata Segaf.

"Mana tau ada di sana kan, Gaf." Bela Bima.

"Terserah lo dah." Ujar Segaf lalu mulai melangkah ke belakang masjid.

Bima pun memutar langkahnya menuju area perempuan.

Setelah melirik-lirik ke arah tangga depan area perempuan, Bima melihat sandalnya ada di sana.
Ia lalu melangkah mendekati keberadaan sandal itu.

Tak ingin langsung mengambil kesimpulan, Bima mencoba membalik sandal tersebut untuk melihat bagian bawah sandal.
Dan benar saja, itu adalah sandalnya. Dengan ukiran bertuliskan "Bima gtg" di bagian bawah sandal.

Tanpa perduli dengan lirikan beberapa siswi, Bima langsung mengambil sandalnya lalu kembali ke area laki-laki.

Bima berjalan menghampiri Segaf yang terlihat berdiri sambil bersadar pada daun pintu.

"Ayo dah, Gaf. Udah ketemu sandal gue" kata Bima.

Segaf lalu melihat ke arah kaki Bima. Dan benar saja, lelaki dengan nama lengkap Arbima Satya Permana itu telah memakai sandalnya yang sempat hilang tadi.

AssegafTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang