Bagian 15 | Akibat

167 15 1
                                    

Happy reading guys 💙
Don't forget to vote and comment!

Aku lemah
Jika kau ingin denganku
Aku menyedihkan
Jika kau ingin tau.

"Segaf!" Teriakan itu menghentikan langkah Segaf yang akan pergi ke masjid.

Segaf menaikkan alisnya melihat orang yang memanggilnya kini tengah mengatur napas di depannya karena telah berlari.

"Buruan" Ucapnya Dingin.

Gadis yang kerap disapa Mae itu mengerucutkan bibirnya mendengar nada dingin Segaf untuknya.

Segaf berdecak malas melihat gadis itu.

"Gue mau kenalan dong" Mae tertawa pelan sambil menjulurkan tangannya hendak berkenalan.

Segaf menatap tajam uluran tangan itu, tak berniat menyambutnya.

"Lo udah tau nama gue," Jawab Segaf terlihat malas.

"Ya tapi kan lo belum tau nama gue" Jawab Mae yang masih tetap mempertahankan uluran tangannya berharap Segaf membalasnya.

"Gak penting!" Ketus Segaf lalu berbalik meninggalkan Mae yang kini menatap nanar tangannya yang tidak tersentuh sedikitpun oleh Segaf.

"Segaf tungguin gue!" Teriaknya kembali sambil berlari mengejar Segaf yang telah jauh berjalan.

Mae berusaha mensejajarkan langkahnya disamping Segaf.

"Segaf" Panggilnya sambil meraih tangan kanan Segaf.

Segaf melepas paksa tangannya yang dipegang Mae lalu mendorong gadis itu, ia terlihat marah terbukti dengan rahangnya yang mengeras dan wajahnya yang memerah.

"Jangan sentuh gue!" Bentaknya pada Mae yang terlihat kaget lalu kembali berjalan meninggalkannya.

Mae terlihat shock atas perlakuan Segaf, cowok itu bahkan tidak membantunya berdiri setelah mendorongnya.

Mae merasa sesak, "Apa yang salah?" Pikirnya. Ia hanya memegang tangan kanan Segaf berniat menghentikan langkah cowok itu dan ternyata ia mendapat respon tak terduga.

Mae menghela napas dan mencoba kembali tersenyum. Tak apa, ia akan meluluhkan Segaf.

_______________________

Segaf mencoba meredam emosinya, gadis yang tak ia kenal itu berhasil membuatnya gemetar. Ia menghela napas gusar, berharap kedepannya akan tetap baik-baik saja.

"Jangan ganggu gue." ucapnya lirih sambil meremas rambutnya.

"Gaf!" Panggilan Bima dan tepukan cowok itu di bahu Segaf membuat Segaf membuka matanya.

"Lo kenapa?" Bima memberi sebotol air mineral pada Segaf yang terlihat sedikit kacau.

Segaf tak menjawab, ia mengambil air itu lalu meminumnya hingga tersisa setengah.

Segaf memejamkan matanya menikmati semilir angin yang lewat di depan pintu masjid tempat ia duduk.

"Lo gak masuk jam terakhir, tapi gue bilang lo di UKS, kita pulang sekarang." Segaf berdiri dari duduknya mengikuti perintah Bima lalu menerima tasnya yang telah dibawakan oleh Bima.

Segaf tak mengeluarkan suara sedikitpun, Bima memakluminya. Justru ia yang merasa khawatir pada sepupunya itu.

"Hati-hati, Gaf. Jangan ngelamun!" Kata Bima mengingatkan saat ia dan Segaf telah sampai di parkiran. Segaf hanya mengangguk menanggapi.

🌚🌚🌚

"Bunda ampun, Bunda!!"
"Bunda ini sakit, Bunda!!"
"Bunda badan Segaf sakit semua, Bunda. Hiks bundaaaa ini sakit bundaaaa."
"Bunda berhenti bundaaaa."

AssegafTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang