Bagian 3 | Ayah

373 26 2
                                    

Happy Reading😊😊
Jan lupa VotMent guys!!

Tetap di sampingku, dengar keluh kesahku, lalu peluk aku.
Kamu, ayah terhebatku.

Segaf memarkirkan motornya di garasi samping rumah.
Rumah dengan cat berwarna hijau mint bertingkat 2 itu terlihat sunyi dan sepi, seperti tak ada kehidupan di dalam sana.

Ceklek...

Segaf membuka pintu utama rumah dengan perlahan, lalu masuk ke dalam.

"Assalamualaikum" ucapnya.

Hening..
Tak ada yang menjawab, tak ada suara sama sekali.

Segaf menghela nafas, ia sudah terbiasa dengan hal ini, bahkan sudah sangat terbiasa.

Ia lalu menapaki anak tangga yang menuju kamarnya di lantai atas.
Setelah sedikit berbelok ke kanan, ia membuka pintu ber-cat putih, itu kamarnya.
Setelah masuk, ia kembali menutup pintu lalu menguncinya.

Ia meletakkan tasnya di atas Sofa yang terletak di dekat kasurnya, membuka jaketnya dan meletakkanya di keranjang pakaian kotor, Segaf tipikal cowok yang tidak suka dengan hal yang berantakan.

Ia duduk di pinggiran kasur, memijat pangkal hidungnya berusaha meredakan pening yang ia rasakan di kepalanya.

Ia lalu membaringkan badannya ke atas kasur, dan tanpa sadar ia tertidur akibat tak tahan dengan pening yang ia rasakan juga rasa lelah setelah beraktivitas di sekolah.

15.46 PM

Segaf baru terbangun dari tidurnya saat merasa lapar karena belum memakan apapun sejak di sekolah.

Ia lalu beranjak dari tempat tidur, berjalan ke arah kamar mandi di pojok kamarnya berniat membersihkan tubuhnya yang terasa lengket terlebih dahulu.

Setelah hampir beberapa menit di dalam kamar mandi, Segaf keluar dengan pakaian santainya dan dengan wajah yang lebih fresh.

Ia melaksanakan kewajibannya dalam agama terlebih dahulu. Setelah selesai ia berjalan keluar kamar menuju lantai bawah berniat untuk makan.

Sesampainya ia di lantai bawah, ia berjalan menuju dapur dan menemukan seorang wanita paruh baya tengah memotong sayuran untuk menyiapkan makan malam.

"Bu!" Panggil Segaf pada wanita paruhbaya itu.

"Segaf, sudah bangun nak?" Tanya perempuan itu.

Segaf hanya mengangguk sebagai balasan.

"Belum makan dari siangkan? Ibu panasin supnya dulu ya" Kata wanita paruh baya itu lalu berjalan ke arah kulkas mengambil sup tadi siang dan berniat memanaskannya kembali untuk Segaf.

Segaf memandang lekat wanita paruh baya yang tengah sibuk memanaskan sup untuknya.

Wanita itu bukan Ibu kandungnya, melainkan pembantu di rumahnya yang telah ia anggap seperti Ibunya.
Wanita tua yang penuh kesabaran menghadapi sifatnya, wanita tua yang telah menganggap segaf seperti putranya sendiri. Ibu Risa.

"Segaf, kenapa gak makan tadi siang?" Tanya Bu Risa sambil menuangkan sup ke dalam mangkuk.

"Gak ada Ibu." jawabnya tenang.
Bu Risa yang mendengar jawaban Segaf hanya tersenyum simpul.

"Tadi Ibu ke pasar, yaudah ini supnya buruan di makan." kata Bu Risa sambil menyerahkan semangkuk berisi Sup pada Segaf.

~~••~~

Setelah selesai makan, Segaf beranjak dari ruang makan ke ruang keluarga untuk menonton TV.

Tak lama, terdengar suara mesin mobil yang memasuki pekarangan rumah.

Segaf sangat hafal suara mobil itu, mobil Ayahnya yang baru pulang kerja.

Ceklek..

Terlihat seorang Pria berkisaran berumur 40-an memasuki rumah dengan penampilan kusut.

"Assalamualaikum" ucapnya.

"Waalaikumussalam." Jawab Segaf sambil menatap heran ayahnya.

"Kenapa natapin ayah kayak gitu banget?" Tanya Ayahnya, Rama.

"Ayah kayak baru pulang jualan tau. Berantakan amat" Jawab Segaf.

"Heh! Sembarangan. Ayah juga kayak gini demi kamu." Kata ayahnya sambil berjalan menghampiri Segaf lalu duduk di sebelahnya.

"Ck! Iya iya tau." kata Segaf sambil berdecak malas. Pasalnya Ayahnya selalu mengatakan itu setiap ditanya mengenai dirinya.

"Eh!" Rama tersentak kaget saat tiba-tiba Segaf menyentuh pundaknya lalu memijatnya.

"Hadap kanan gih, Yah!" Titahnya Pada Rama.

"Thanks My boy." Ucap Rama dengan senyuman penuh arti.

Rama bersyukur masih memiliki Segaf, bersyukur karena Segaf mau bangkit dari keterpurukannya selama bertahun-tahun meskipun masih menyisakan trauma yang mendalam.

AssegafTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang