Bagian 2 | Tak dikenal

470 25 0
                                    

Jangan lupa Votment guys!!
Happy Reading😊😊

Sikap saat awal bertemu adalah penentu pandangan selanjutnya.


"LO..!!!" Teriaknya pada Segaf sambil menunjuknya.

Bima yang melihat Segaf ditunjuk seperti itu langsung menepis kasar tangan siswi tadi.

"Jangan kurang ajar!" Kata Bima dingin sambil memandang datar siswi tadi, ucapannya penuh dengan penekanan.
"Gue gak ada urusan sama lo." Bela siswi tadi sebab tak terima tangannya di tepis dengan kasar dan dikatai.

Segaf yang melihat perdebatan itu lantas berdiri dari duduknya dan berhasil mengalihkan perhatian kedua orang tersebut.

Segaf hanya melirik ke arah pintu kantin, memberi Bima kode agar mereka segera pergi dari kantin.

Bima yang menyadari arti tatapan Segaf lantas mengangguk dan ikut berdiri seperti Segaf.
Lalu mereka berdua berjalan keluar kantin, meninggalkan siswi tadi yang hanya menatap kepergian Segaf dan Bima dengan diam.

"Mae!!" panggil Rini.
Siswi berambut sebahu itu menatap kesal ke arah Mae yang hanya diam mematung sambil menatap ke arah pintu kantin.

Mae langsung tersadar dari keterdiamannya dan berjenggit kaget.

"Apasih lo, Rin. Ngagetin tau."  Kata Mae menatap kesal ke arah Rini.

"Lo tuh, bengong aja kek orang bego." balas Rini tak mau kalah.

Mae hanya membalasnya dengan tatapan malas lalu melangkah ke arah Rini.

Bugh!!

Mae mendudukkan dirinya di bangku kantin dengan perasaan kesal sehingga menghasilkan bunyi seperti bangku yang jatuh.

"Kenapa sih, Mae?" tanya Sofia, si gadis kalem berambut coklat.

"Gue tuh kesel, Fi" jawab Mae dengan nada penuh kekesalan.

"Minum dulu kalau gitu" kata Sofia sambil menyerahkan sebotol air dingin miliknya.

Mae mengambil air itu, membuka tutupnya lalu meneguk isinya hingga tersisa setengah botol.

"Thanks, Fi." ucap Mae sambil tersenyum manis pada Sofia yang juga di balas senyum olehnya sehingga menghasilkan lesung pipi di pipi kanan Sofia.

🕊️🕊️

"Siapa sih dia?" Tanya Bima pada Segaf sambil melangkah menuju kelas.

"Gak kenal." Jawab Segaf.

"Kok dia kek shock gitu pas liat lo tadi?" Tanya Bima lagi.

Segaf hanya menaikkan kedua bahunya pertanda tidak tau.

Mereka memasuki kelas 12 Ipa 3, kelas Segaf dan Bima yang sudah lumayan sepi.

"Tadi ada guru yang masuk, Yan?" tanya Bima pada Fian, ketua kelas 12 Ipa 3.

"Gk ada, Bim. Makanya anak-anak pada cepet pulang" Jawab Fian yang tengah membereskan alat tulisnya.
Ya, jam terakhir memang jarang ada guru yang masuk mengajar.

"Duluan Bim, Gaf." pamit Fian saat hendak keluar kelas dan di balas anggukan oleh Bima.

"Pulang juga kuy, Gaf!" ajak Bima dan mendapat anggukan dari Segaf.
Mereka lalu membereskan alat tulis mereka dan berjalan keluar kelas.

Saat Bima dan Segaf berjalan di koridor hendak menuju parkiran, tak sengaja tatapan Segaf bertemu dengan tatapan Mae.
Segaf segera mengalihkan tatapannya dari mata Mae, gadis itu tengah berdiri di dekat pos satpam.

"Langsung pulang, Gaf. Jan keluyuran." kata Bima pada Segaf setelah sampai di parkiran.

"Ck! Emang lo." balas Segaf dengan malas dan hanya di balas kekehan oleh Bima.

Mereka lalu mengeluarkan motor mereka dari parkiran dan menancap gas menuju rumah.

AssegafTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang