Ino memang menangis serta amat terguncang setelah pulih dari pingsannya. Penyebab mengapa mentalnya berubah drastis seperti itu tak salah lagi karena jutsu klan Yamanaka yang ia pakai untuk mengintrograsi Maeno dan Yoshitake.
Awal mula masuk ke dalam pikiran kedua bocah itu, Ino yang sehat-sehat saja sebelum sekarang menggali lebih banyak informasi di depan otak kedua bocah misterius. Ino mendapatkan memori mereka saat saling bertarung di perbatasan desa, tapi dia juga menangkap kebingungan kedua bocah itu mengapa mereka menjadi berselisih. Ino ingin lebih jauh menggali informasi, ia dapati jalur yang pas, tapi justru jalur tersebut gelap dan suram. Ino hanya dapat mendengar suara Maeno dan Yoshitake. Penggambaran emosi keduanya hadir dalam suara batin. Ino pusing karena banyak istilah yang mereka pakai tak ada dalam kepalanya. Terlebih, marga Ushiki, Tamatsu dan Wakamatsu tidak ada di Konoha. Ninja tipe apa? Bila Masamune tak diketahui hingga sekarang marganya, lalu kedua yang lainnya bagaimana? Yoshitake dan Maeno? Jelas-jelas keduanya Uchiha dan Senju. Ino ingin tahu lebih banyak, informasi apapun yang ada di sana akan ia lahap guna mencari petunjuk barang sedikit untuk menyelamatkan Shiina, adik dari pahlawan dunia.
Semakin larut dalam kepingan-kepingan gelap, Ino semakin terguncang dan kesedihan menghinggapinya. Tak jelas alasannya apa, seorang wanita dewasa akan terguncang hanya mendengar rintihan hati serta suara-suara ribut yang tidak mengenakkan dari memorial kedua bocah.
Di atas kesedihan, ada kebahagiaan yang menghangat, ketika Maeno dan Yoshitake betapa bahagianya berdiri bersama Masamune sebagai seorang sahabat, kemudian hadirlah Shiina dan keempatnya menjadi sahabat sejati yang lengkap.
Tapi, tetap saja cara Masamune kabur benar-benar menyakitkan.
Sejauh mana mun Ino mencari, melahap semua informasi hingga ke dasar, ia tak menemukannya. Tak menemukan sedikit bukti bahwa mereka jahat. Mereka hanya bocah yang linglung, serta seperti Naruto; bersedih atas diculiknya Shiina. Maka, selama Ino berusaha, dia tahan tangis sambil menceritakan apa yang dia dapat kepada Hokage yang datang ke ruangan rawatnya.
"Jadi ... mereka dikendalikan? Begitu?" Saat Kakashi bertanya, Ino kembali murung dan menangis. Sai yang berada di sisinya memeluk dari samping.
"Saya mohon jangan dulu banyak bertanya pada Ino, dia sudah berusaha mengungkapkan semua yang ia dapat. Dikendalikan atau tidak, bisakah Shikamaru-san saja yang mengungkapkannya? Biarkan Ino istirahat." Sai memohon dengan sangat, ia tak ingin melihat mental Ino lebih tersiksa daripada ini.
"Aku mengerti ...." Kakashi tahu dia terlalu memaksakan Ino. Kakashi menunduk sembari melihat ke kedua telapak tangan.
"Bagaimana, Shikamaru?" Tenten yang ada di sana melirik.
Shikamaru bersedekap, berpikir dalam menyusun berbagai fakta yang didapat dari cerita Ino. "Kemungkinan besar, mereka dikendalikan. Mungkin, semacam genjutsu, tapi ini unik dan mungkin saja jutsu baru yang dapat memanipulasikan seseorang. A-aku tak begitu yakin." Shikamaru menggaruk kepala. Fakta yang ia tahu dan fakta yang baru didapat dari Ino masih memusingkan. Setidaknya, Shikamaru pikir ini mungkin saja datang dari dunia yang berbeda. Namun, Shikamaru tidak berpikir semua itu logis dan akan terjadi.
"Lalu, untuk Ushiki, Tamatsu dan Wakamatsu?" Sakura bertanya pada Kakashi dan Shikamaru. Dia berada di samping sahabatnya—Ino.
"Aku rasa ... mereka benar-benar datang dari desa lain. Mereka tidak lahir di negara api. Mereka mungkin dari klan-klan punah yang ada di sudut suatu desa pedalaman." Shikamaru memegang dagu. Mata tak tertuju pada seorang pun di ruang rawat.
"Tunggu, Shikamaru, kalau mereka dari klan-klan yang disebutkan tadi, apa maksudnya dengan Yoshitake dan Maeno? Mereka dari Uchiha dan Senju!" Tenten mulai meragukan ketajaman IQ 200 milik Shikamaru.
KAMU SEDANG MEMBACA
Naruto no Imouto (Discontinued)
Fanfiction[Fanfiction] [Dalam masa perevisian] [First Season Completed] [Second Season Ongoing] [Slow Update] Sebuah kecelakaan terjadi kepada gadis kecil bernama Shiina, tertimpa sebuah bola lampu yang menusuk tepat pada ubun-ubunnya, membuatnya pingsan di k...