Maeno menangis tersedu-sedu memeluk Shiina setelah menceritakan kaburnya Masamune, sudah satu jam Masamune menghilang dan Maeno yang tak kunjung berhenti menyalahkan dirinya sendiri. Shiina mengelus-ngelus kepala putih Maeno, dan berbisik agar ia tenang. Maeno perlahan melepaskan pelukannya dan mengelap sisa-sisa tangis bersalahnya. Perlahan ia menguap, dan mengingau kalau yang harus disalahkan dan bertanggung jawab ialah dirinya.
"Maeno, sudah ayo sikat gigimu." Layaknya seorang ibu pada anaknya, Shiina berujar lembut dan menuntun Maeno untuk melakukan hal-hal sebelum lekas tidur.
Sedangkan, Yoshitake yang sama baru kembali ke rumah seperti Shiina memandang ke arah jendela kamarnya, menatap ke arah jalanan Konoha dengan segala aktivitasnya. Kemudian, wajah bersedih terlukis di wajahnya.
"Kau kenapa, Masamune? Semenjak datang kemari ... kau menjadi aneh," bisik Yoshitake mengingat seberapa jauh sikap Masamune berubah. Masamune yang dingin, cuek, dengan senyum tipis. Berubah drastis, agak sarkas dan sombong.
Dari awal kedatangannya ke dunia ninja ini ... Yoshitake tak menaruh harapan di sini, ia hanya ingin bersenang-senang seperti yang lain. Apakah kaburnya Masamune sekarang merupakan perwujudan dari kata kesenangan tadi?
"Dasar bocah! Bocah! Membuat Maeno dan Shiina khawatir. AWAS SAJA KAU, MASAMUNEEEEEE!" Ya, walau pada akhirnya teriakan kekesalan Yoshitake raungkan dengan garang.
.
.
.***
.
.
."Misi pencarian Masamune, aku serahkan padamu, Shiina." Rokudaime Hokage, Hatake Kakashi mengamanatkan sekali lagi kepada Shiina sebuah misi. "Ajak juga Yoshitake, ini bisa menjadi pembelajaran terbaik untuknya."
"E-eh? A-aku mengemban mi-misi lagi?!" Dengan ketidakpercayaan, Shiina menunjuk jari telunjuknya kepada diri sendiri, serta wajah yang sangat gembira.
"Yahh. Semua jounin terbaikku sedang dalam misi sekarang. Kecuali Tenten yang sedang menenangkan Maeno." Kakashi agak tak percaya juga kalau-kalau wajah Shiina sudah sumringah seperti saat ini. "Dan, yah, walau kemungkinan besarnya Masamune kabur untuk terbebas dari investigasi Konoha." Kakashi mulai berbincang serius. Netra hitamnya yang termuat dalam mata lesuh, Kakashi menautkan jari-jarinya dan di tempatkan di bawah dagu.
Shiina terperanjat sebentar mendengar hal tersebut dan merasakan suasana yang berbeda.
"Jangan lupakan hal ini, Shiina. Mereka adalah tawanan Konoha. Jika Maeno klan Senju, Yoshitake yang memakai baju klan Uchiha—dan aku belum yakin dia benar-benar Uchiha, serta Masamune yang belum jelas sama sekali klannya. Mereka bertiga sangat mencurigakan, keturunan Senju dan Uchiha seharusnya tak ada lagi."
Shiina hanya terdiam, dan merasakan bahwa memang kehadiran ketiga kawannya itu menjadi sebuah tanda tanya besar. Shiina juga tak menyangka, eksperimen Yuu-sensei akan meneruskan ceritanya di dunia ninja ini.
"Memang adanya seperti itu, Hokage-sama. Tapi, apakah tak bisa tidak mengekang mereka bertiga?"
"Mengekang? Kurasa, bukan itu kata-kata terbaikmu saat ini." Kakashi menghela napasnya. "Kau sudah dewasa, dan kau wanita. Mungkin, hatimu sangat lembek dan kasihan pada mereka. Tapi, bagi mata seorang hokage. Mereka harus diawasi lebih ketat lagi. Tenang saja, Shiina. Jika data-data akurat mengenai mereka terkumpul dan mengatakan mereka bertiga hanyalah anak-anak berbakat yang tersesat. Aku akan sedia menampung mereka di desa ini, dan kau ingin resmi menjadi guru mereka?" Kakashi selalu saja tahu hal apa yang harus ia lakukan untuk menenangkan Putri bungsu dari mendiang gurunya ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Naruto no Imouto (Discontinued)
Fanfic[Fanfiction] [Dalam masa perevisian] [First Season Completed] [Second Season Ongoing] [Slow Update] Sebuah kecelakaan terjadi kepada gadis kecil bernama Shiina, tertimpa sebuah bola lampu yang menusuk tepat pada ubun-ubunnya, membuatnya pingsan di k...