Nesya sudah berganti kostum dengan dress yang disiapkan oleh tim Rahardian—Wedding and Event Organizer. Jangan membayangkan ia menggunakan dress mini, backless atau sleeveless, itu sangat tidak mungkin. Nesya selalu memakai gaun tertutup saat tampil di setiap acara pernikahan terkecuali leher, kepala dan tangan saja.
"Sya, sepuluh menit lagi lu naik, ya! Tamunya udah pada dateng." Burhan—Project Manager WO—memberikanya informasi.
Nesya mengangguk cepat. "Oke, Boss!" Nesya segera bangkit dari kursidi ruang make up. Mengecek hasil riasan. Dengan mata dihiasi lensa kontak senada warna bajunyalalu menepuk-nepuk badan seakan merapihan bagian baju yang kusut, padahal penampilannya sempurna. Nesya berjalan kepanggung perlahan. Dengan rambutdigulung indah dan sepatu heels, Nesya tampak lebih dewasa dari umurnya. Namun, saat ia berjalan masuk ....
"Aduh, maaf! Saya meleng, lagi main hape," ujarnya kala ia menabrak tubuh seseorang.Nesya sedikit terkejut mendapati pria yang baru ditabraknya. "Eh, Bapak! Untung yang Nesya tabrak Bapak," lanjut Nesya saat mengetahui bahwa yang ia tabrak adalah Yusuf. "Bapak mau kemana?" Saat pandangan mata mereka bertemu Nesya mati-matian menahan laju degup jantunganya.
Jantung yang tenang dong, jangan kenceng-kenceng gedornya nanti gue salting dan mampus kalo ketahuan suka sama om-om!
"Toilet," balas pria itu singkat.
Nesya menggeser tubuh kesamping, mempersilakan lelaki dingin itu berjalan melewatinya. Ia mengatur napas seraya menepuk dada untuk mengatur degup jantung. Ia melanjutkan langkahnya ke panggung, memegang microphone yangsetia menemaninya mengarungi kegemarannya—bernyanyi.
"Selamat malam kami ucapkan kepada para tamu undangan yang telah hadir malam ini. Untuk menyambut kedua mempelai yang akan memasuki hall resepsi yang indah ini, satu tembang akan kami lantunkan untuk membuka acara yang penuh dengan romansa. Dari kami, Rahardian Wedding Symphony." Alunan nada tuts piano yang keluar dari jari lihai Kemal menghipnotis suasana malam ini. Bagaikan ditaman surgawi, rasa nyaman dan bahagia mendadak menyeruak ke seisi ruangan melalui alunan nada serta suara yang Nesya keluarkan.
Sang pengantin berjalan memasuki pelaminan yang ada di pusat ruangan ini dengan alunan lirik yang keluar bersamaan dengan suara merdu sang biduan.
Betapa bahagianya hatiku saat
kududuk berdua denganmu
berjalan bersamamu..
menarilah denganku..Namun bila hari ini adalah yang terakhir
Namun ku tetap bahagia..
Selalu ku syukuri..
Begitulah adanya..Yang tak Nesya ketahui, sorot mata teduh yang menatapnya lama juga turut serta merasakan kebahagiaan. Bukan karena ia tamu undangan atau keluarga mempelai, namunkarena sosok itu tersihir oleh pesona gadis belia tersebut.
Namun bila kau ingin sendiri
Cepat cepatlah sampaikan kepadaku
Agar ku tak berharap
Dan buat kau bersedihYusuf berjalan kearah panggung, mendekati gadis yang mendadak membuat kinerja jantungnya tak karuan. Ia memandang Nesya dari sisi kiri panggung, hingga tatapan kagum Yusuf dibalas dengan binar sayu Sang Biduan. Yusuf merasa lagu yang disenandungkan Nesya ditujukan padanya.
Bila nanti saatnya tlah tiba
Kuingin kau menjadi milikku
Berjalan bersamamu dalam terik dan hujan
Berlarian kesana kemari dan tertawaNamun bila saat berpisah tlah tiba..
Izinkanku menjaga dirimu
Berdua menikmati pelukan diujung waktu
Sudikah kau menjadi... milikku...
KAMU SEDANG MEMBACA
Carnesya's Love Song [ Sudah Terbit ]
Lãng mạnSebagian Part sudah dihapus Carnesya tersenyum tipis saat sang Papa menjodohkanya dengan Yusuf Arbianda, 'cinta dalam diamnya'. Bahagia karena pria yang selama ini mencuri hatinya akan menjadi miliknya. Namun Carnesya tidak tahu bahwa mengambil hat...