11. Get it Wrong

17.8K 1.5K 30
                                    

"Coz, I lav sale to the heart and back!" jerit Nesya di pintu department store.

Diandra nelangsa dengan hidupnya. "Orang gila! Bisa, yah, gue temenan sama lu?"

"Mari kita borong beha dan parfum!"

"Suka-suka lu, lah!"Diandra pasrah seraya mengikuti langkah Nesya

Kedua gadis itu sibuk mencoba beraneka tester make-up dan parfum yang terletak di bagian depan departement store. Sesekali mereka bercanda dan mengambil gambar bersama. Senyum manis Nesya di depan kamera mendadak sirna kala irisnya tidak sengaja menangkap seseorang yang ia kenal. Pria yang ia siapkan baju kerjanya pagi ini. Yusuf Arbianda. Berjalan berdua memasuki sebuah restaurant bersama seorang wanita. Tapi siapa dia?

Wanita itu! Bukan tipikal wanita yang berbaju seksi, berdandan menor dan bergaya heboh ala sosialita. Wanita tersebut berjalan bersandingan dengan Yusuf, tampak wanita yang terlihat biasa dengan hem lengan panjang dan rok selulut model A Line, yang membuatnya tampak cantik dengan kesederhanaan. Tapi hari ini suaminya memakai baju seragam kejaksaan, sedang wanita itu tidak. Berarti, wanita itu bukan teman kerjanya. Apa jangan-jangan ....

"Di, lu ketemuan sama Pakde Ardian sendirian aja, ya!"

Diandra menjadi bingung mengapa tiba-tiba Nesya mengubah rencana awal mereka. "Kenapa? Nggak jadi join?"

Nesya menggeleng. "Nggak apa. Gue mau mastiin satu hal dan itu rahasia."

"Gaya lu! Ya, udah. Gue cuss sekarang. Berat nih gemblokin buku sama leptop kemana-mana cuma buat nemenin lu cium-ciumin botol."

Nesya mengangguk dan memeluk Diandra sebelum mereka berpisah. Nesya berjalan pelan menuju restaurant tempat Yusuf kini berada. Mesra sekali, mata Nesya memindai suaminya yang tengah duduk di salah satu sudut restaurant bersama wanita itu.

"Strawberry smoothies sama kwetiaw goreng pake kuah sedikit tapi ya, Mas," sela Nesya seraya duduk di sebelah Yusuf tiba-tiba.

"Nesya!"Yusuf terhenyak.

"Diandra mau ketemuan sama Pakde Ardian, ada yang mau kita bahas soal Rahardian Wedding Symphony. Tapi kayaknya, makan sama Bapak lebih asyik, deh." Nesya tak mengindahkan keterkejutan Yusuf. Iafokus memperhatikan wanita yang duduk tepat dihadapan suaminya. "Selamat siang, Ibu," sapa Nesya manis.

Wanita itu membalas sapaan Nesya dengan raut bingung. "Siapa, Suf?" tanyanya pada Yusuf yang tengah memandang Nesya tajam. "Seingetku adik kamu kali-laki, deh. Ini keponakan kamu?" imbuhnya dengan tersenyum pada Nesya.

Ow Em Gie! Ini tante-tante anggun banget, kalem dan dewasa. Nggak kayak gue!

"Nesya." Nesya sambil mengulurkan tangan.

"Kinanthi. Panggil saja Anthi." Wanita itu menyambut uluran tangan Nesya. "Siapanya Yusuf?"

Nesya tidak menjawab dan hanya tersenyum menunggu jawaban dari mulut Yusuf.

"Istriku."Yusuf menjawab datar dan pelan.

Raut terkejut penuh tanda tanya tercetak jelas di rupa wanita seumuran Yusuf itu."Suf, kamu nikahi dia bukan karena dia ...."

"Hamil?" sela Nesya cepat, "aduh, Ibu, Nesya nggak senista itu lah," tandasnya santai.

"Kami dijodohkan," sahut Yusuf lagi tetap dengan datarnya. "Sya, kami memiliki hal yang harus kami bicarakan berdua. Bisakah kamu memberi kami ruang?"

Nesya mengabaikan permintaan Yusuf. Ia harus tahu siapa perempuan ini. "Bapak ngobrol aja, nggak apa-apa. Nesya disini makan doang," bantahnya,"anggap aja Nesya nggak disini. Masalah kerjaan, 'kan?" tambah Nesya dengan kerlingan mata 'Bapak nggak lagi selingkuh 'kan?'

Carnesya's Love Song [ Sudah Terbit ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang