"Mbak, please.Ini yang sakit laki gue. Biarpun ada nyokapnya di sini, tetep kalau malem kudu gue yang temenin."Nesya berusaha melakukan negosiasi dari saluran telepon.
"Emang nggak ada yang lain?"
"Nggak ada. Siang jatah mertua gue, malem gue," sambungnya cepat, "tenang saja,Mbak, laki gue juga paham kok soal ini. Lagipula, sampai kapan gue harus nutupin dia dari publik?"
"Sampai ... gue bilang nggak apa-apa buat diekspos."
Nesya mendengkus pasrah. "Iya. Ya, udah doa'in laki tercinta gue cepet sembuh, ya."
"Oke, Dedek. See you tomorrow, ya! Jangan lupa ada meeting sama Boss Albert.
"Oke!" Nesya menutup telepon dan melangkah memasuki rumah sakit.
*****
"Halo anak gadisnya Ardian," sapa pria paruh baya dengan tampilan rapidalam balutan jas.
"Nesya bukan anaknya Pak Ardian, anak buahnya doang," canda Nesya santun.
Albert menepuk lembut bahu Nesya. "Tetap saja. Buat saya kamu anaknya Ardian."
Tak ingin berdebat soal anak siapa, Nesya memilih mengalah. "Mister Albert bisa saja."Nesya duduk di kursi siapmeeting siang ini. "Siang ini, kita mau bahas apa, ya, Sir?"
"Ah, iya! Saya mau ucapkan selamat buat album baru kamu yang booming di pasaran. Saya suka sama pencapaian kamu yang relatif singkat ini," puji Albert pada awal meeting mereka.
Nesya merendah. "Itu semua berkat Mbak Devina dan team marketing, Pak."
"Ya, karena kamu juga lah, Sya. Udah punya fans banyak sebelum punya album," sahut Devina, "itu mempermudah pemasaran album," imbuhnya.
Albert bertepuk tanga. "Good then!" puji Albert. "Minggu depan, kamu ada show di Tangerang. Dua hari lalu, Adnan Bramudya telepon saya, minta kamu tampil di acara partai dia."
"Adnan Bramudya?"Nesya dan Devina serentak berseru. "Tapi kenapa Pak Adnan tidak menghubungi saya dulu?" tambah Devina terheran.
"Dia minta jalur khusus. Langsung via saya. Tawaran harganya juga oke menurut saya. Dia naikin hampir dua kali lipat dari yang biasa anak Ardian terima ini." Tunjuk Albert dengan dagu ke arah Nesya.
"Anak Raditya Wardhana, Sir," ralat Nesya lagi.
Albert mengibaskan tangan tak peduli dari kursi kebesarannya. "Ya, terserah! Pokoknya Devina, minggu depan set schedule buat anaknya Ardian ini show di acaran si Adnan itu. Saya nggak mau ada masalah sama dia. Politikus sekarang suka kejam. Cari-cari alasan dan cara buat mandekin usaha orang. Dipailitin."
"Yes, Sir." Devina mengangguk mantap. Mencatat jadwal tampil Nesya untuk acara politikus itu. Membagikan informasi kepada penata rias dan wardrobe agar turut mempersiapkan penampilan Nesya.
"Mister Albert ...." Nesya tampak ragu-ragu.
Pria itu melihat Nesya. "Ya?"
"Nesya mau tanya. Sampai kapanharus menyembunyikan status pernikahan Nesya? Maksudnya, Nesya takut nanti suami Nesya tidak nyaman dengan kondisi ini. Sejak Nesya go public, kita sudah tidak pernah makan diluar berdua."
"Sampai Devina mengizinkan kamu untuk mengekspos."
Kekecewaan bergelanjut di paras Nesya. "But, when?"
Albert menyatukan jari-jarinya di atas meja. "Sebenarnya saya tidak masalah dengan publik mengetahui privacy kamu. Karena itu urusan kamu sendiri. Saya hanya tidak mau, semua artist yang berada di bawah management saya, viral karena sensasi. Albert Suwondo Artist Management hanya menjual prestasi. Jika ada artistterlibat skandal atau membuat sensasi murahan, Albert Suwondo siap menendang dia dari sini," jelas pria paruh baya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Carnesya's Love Song [ Sudah Terbit ]
RomanceSebagian Part sudah dihapus Carnesya tersenyum tipis saat sang Papa menjodohkanya dengan Yusuf Arbianda, 'cinta dalam diamnya'. Bahagia karena pria yang selama ini mencuri hatinya akan menjadi miliknya. Namun Carnesya tidak tahu bahwa mengambil hat...