Bahagia..
Rasa bahagia dirasakan Nesya sejak keputusan Raditya yang menjodohkan dia dengan Pak Jaksa tampan versi Nesya. Ia tak menyangka akan mendapatkan Yusuf tanpa perlu usaha lebih agar mau menikahinya. Bahkan, Nesya yang sedang sibuk mencari universitas ini, rela menyisihkan waktu liburannya untuk membaca artikel-artikel seputar pernikahan.
Hak suami tiap malam
Kewajiban istri tiap malam
Hingga ...
Tips menyenangkan suami.Hatinya begitu berbunga, sebab pangeran tampan yang ia impikan setiap malam akan menjadi nyata.
Gue harus prepare ini. Perfect preparation!
Satu ide terlintas dibenak Nesya kalamenyelesaikan bacaannya tentang pernikahan. Nesya mengambil ponsel dan mendial kontak salah seorang teman dekatnya."Di, lu nggak mau maen sama gue? Ngemall, yuk! Gue mau beli sesuatu nih."
"Males, Sya, gue pengen marathon Whats Wrong with Secretary Kim."
Gadis berambut hitam itu memberengut. "Ah, lu nggak seru! Padahal mau minta lu temenin gue beli-beli perlengkapan rumah tangga."
Suara tawa terdengar dari lawan bicara Nesya. Diandra—teman sesama wedding singer di Rahardian Wedding Symphony. "Rumah tangga dari Hongkong! Bahasa lu, Sya, tuwir bingits anjir! Emang nyokap lu kemana ampe nyuruh lu yang belanja?"
"Bukan buat nyokap, tapi buat gue, pele! Buat rumah tangga gue. Pan gue mau kawin minggu depan."
Terdengar seruan kaget dari seberang. "Eh babon! Serius lu?! Nggak usah drama lu kalo sama gue. Lu kira eptipi main kawin dadak-dadakan!" sembur Diandra.
Sudah Nesya duga bila Diandra tak mungkin percaya. "Serah lu deh, Di, kalo nggak percaya! Gue ajak Kemal aja lah kalo dia lagi nggak ngajar les."
"Sya, lu nggak bercanda?! Oke, oke. Park Seo Joon gue selingkuhin demi lu hari ini. Tapi lu seriusan cerita sama gue kalo lu beneran kawin minggu depan."
Nesya mendengkus keras. "Iya, oncom! Banyak ngoceh sih lu kayak mas-mas Ramasinta."
"Oke, di mall biasa sejam lagi, yak! Tapi traktir gue makan di es teller 86!"
"Enjeh, Kanjeng Ratu Ndoro Diandra."
Nesya bergegas bersiap-siap setelah memutus sambungan telepon dengan Diandra. Ia mengganti bajunya, tak lupa memoleskan sedikit make up. Memesan taksi lalu pamit kepada Ibunda tercinta.
******
Nesya tersenyum sepanjang perjalana, tak menghiraukan tatapan aneh orang-orang yang memandanginya selama menuju tempat dimana Diandra tengah menunggu.Kali ini, ia tak meminta uang dari Winda ataupun memakai kartu kredit pemberian Raditya, karena untuk ritual 'pengabdian pada suami' nya kelak, Nesya ingin tampil prima dan membuat Yusuf bertekuk lutut karena servisnya.
"Sya, lu hamil?" Diandra serta merta bertanya bahkan sebelum Nesya menduduki kursi dihadapannya.
Nesya seketika mendelik. Untung dia sedang tidak minum, bisa-bisa Diandra terkena sembur. "Enak aja! Masih segelan pabrik gue!"
"Trus kenapa kawin coba?"
"Gara-gara Bang Sat!" Nesya menceritakan apa yang terjadi padanya minggu lalu hingga papanya meminta dia menikah minggu depan.
Diandra geleng-geleng heran dengan pikiran papanya Nesya. "Lu serius mau kawin sama om-om itu? Idih, gila lu ye! Tuwir loh. Bokap lu waras nggak, sih?"
Nesya memukul lengan Diandra keras. "Waras, Di.Gue bersyukur kok dikasih jodoh macem Pak Ucup sama bokap gue."
Diandra menganga. Ia tak paham dengan jenis syukur yang dikatakan Nesya ini. Meski Diandra saat ini sudah duduk di bangku perkuliahan, namun menikah juga bukan hal yang ia pikirkan saat ini.Ia kaget, pasti! Teman sekaligus sahabatnya yang lebih muda dua tahun darinya, akan menikah."Calon laki lu kayak bapak-bapak yang perutnya buncit itu, ya, Sya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Carnesya's Love Song [ Sudah Terbit ]
RomanceSebagian Part sudah dihapus Carnesya tersenyum tipis saat sang Papa menjodohkanya dengan Yusuf Arbianda, 'cinta dalam diamnya'. Bahagia karena pria yang selama ini mencuri hatinya akan menjadi miliknya. Namun Carnesya tidak tahu bahwa mengambil hat...