Chance

Chapter 1 - Meet Again

Lauv - I Like Me Better

****

Oh iya, cuma mau rekomendasikan film keluaran Neflix yang baru tayang 17 Agustus kemare. Judulnya 'To All Boys I've Loved Before.'

Ada yang udah tau gak filmnya? Wajib nonton sih!

***

Koreksi kalo ada typo!
Jangan lupa spam komen dan vote!

***

Langit sudah terlalu gelap ketika Nadine keluar dari gedung tempat ia bekerja. Ia berjalan bersama sisa-sisa pejalan kaki lainnya di trotoar. Lampu-lampu kota New York yang menghiasi langit sempat membuatnya sedikit tenang sebelum kembali melanjutkan langkahnya.

Saat di perjalanan Nadine melihat restoran cepat saji yang masih buka. Ia memutuskan untuk membeli beberapa jenis makanan sebelum pulang, Nadine juga yakin kalau Zoe belum memakan apapun untuk makan malam. Wanita itu terlalu sibuk di depan laptopnya sampai-sampai melupakan kesehatannya sendiri.

Nadine berhenti di sebuah penyebrangan jalan ketika lampu berubah menjadi warna merah. Sambil mengetuk-ngetukkan kakinya di aspal dengan bosan, ia mendongkak ketika lampu sudah berubah menjadi warna hijau. Nadine menghela nafas, ia melanjutkan langkahnya untuk menyeberang.

Saat ia berada di tengah-tengah penyebrangan, Nadine merasa ada seseorang yang mengamatinya. Tapi Nadine tidak mendapati apapun selain jalanan yang sunyi dan sebuah mobil bentley berwarna abu-abu gelap yang berada di sampingnya. Sadar lampu sudah kembali berubah menjadi merah, Nadine dengan cepat menyeberang, tidak ingin membuat kesal pengemudi di dalam mobil mewah tersebut karena menghalangi jalan.

Nadine melenggang masuk ke dalam restoran cepat saji. Pergi ke kasir untuk menyebutkan pesanannya pada wanita berambut hitam bob yang tersenyum dan menyuruhnya untuk menunggu. Nadine memutuskan duduk di sebuah sofa terdekat dari kasir. Ia mengedarkan pandangan, tidak banyak orang yang berada di restoran ini, selain sekumpulan mahasiswi yang sepertinya sedang mengerjakan tugas, dan sepasang kekasih yang sedang tertawa di dekat jendela.

Nadine memutuskan untuk memainkan ponselnya sambil menunggu pesanannya. Tidak banyak yang dapat ia lakukan dengan ponsel yang terlihat membosankan. Tidak ada game di ponselnya maupun sosial media. Nadine yang sekarang, jauh berbeda dengan Nadine yang pernah berada di Australia.

Mengingat Australia, ia jadi merindukan tempat itu. Sudah berapa lama Nadine tidak bertemu dengan kedua sahabatnya. Berita terakhir yang ia dengar dari mereka adalah berita membahagiakan. Sofia sudah menikah dengan Travis dan memiliki seorang putra. Sedangkan Valerie baru saja mengakhiri masa lajangnya dengan menikahi seorang pilot tampan yang tidak sengaja ia jumpai saat ingin pulang ke Spanyol.

Nadine sendiri selalu sibuk dengan pekerjaannya. Ia tidak memiliki waktu untuk mencari pendamping hidup sejak pertama kali menginjakkan kaki di Amerika. Hari-harinya dihabiskan untuk belajar, dan berhasil mendapatkan gelar sarjana sebagai mahasiswi paling berprestasi. Lalu sebuah perusahaan menawarkannya untuk bekerja dan ia menerima dengan senang hati.

Ayahnya sudah menawarkan dirinya untuk memegang kendali perusahaan. Namun Nadine sama sekali belum siap. Ia belum sebesar itu, untuk pantas memegang perusahaan yang sudah kakeknya rintis dari awal.