Chapter 18 - Yes and Die

2.3K 228 21
                                    

Mobil yang dikendarai Lucas berhenti di sebuah hotel di dekat perbatasan. Kawasan tersebut sangat sepi, hanya beberapa mobil yang berlalu-lalang di jalanan. Ketika Lucas ingin keluar dari mobil, James menahannya dan berkata. “Lakukan saja untuknya,” kata James sembari melirik Zoe yang duduk di samping Lucas.

Atas ajakan James, Zoe ikut dengan mereka untuk menemai Lucas. Sepertinya James menyadari adanya ketertarikan di antara mereka berdua.
Lucas mengangguk. James dan Lucas keluar bersamaan dari dalam mobil dan berjalan ke sisi pintu di sebelahnya. James memberikan telapak tangannya sembari tersenyum kecil, membuat Nadine memutar bola matanya dengan sikap perayu James. Jangan lupakan kalau ia masih kesal dengan pria itu.

Nadine dapat melihat Zoe yang berkedip kepadanya saat menyelipkan lengannya di tangan Lucas. Nadine hanya mendengus dan berjalan terlebih dahulu bersama James. Beberapa staf hotel membungkuk hormat kepada mereka—atau lebih tepatnya James. Seorang pria dengan rambut yang memulai memutih datang menghampiri mereka dengan senyum lebar. Pria tua itu membungkuk, untuk memberi hormat.

“Selamat datang, Mr. Reid.”

James mengangguk. “Terima kasih, Mr. Jonas.”

“Mari ikuti saya,” katanya.

Jonas berjalan terlebih dahulu di depan mereka. Pria itu memandu mereka untuk masuk ke dalam lift dan menekan tombol paling atas sebelum berdiri tegap sembari meletakkan salah satu tangannya di saku celana.

Nadine berbisik di telinga James, “Apa yang akan kita lakukan di hotel?”

“Sesuatu yang tidak akan kau bayangkan, cara mia.”

Nadine mendengus. “Jika kau tidak memberitahuku, tidak akan ada ciuman dan seks selama seminggu.”

James menyeringai. “Kau bahkan akan memohon kepadaku setelah ini semua selesai,” kata James diakhiri dengan gigitan kecil di daun telinga wanita itu.

“Persetan denganmu,” umpat Nadine.

Lift berdenting, secara perlahan pintu lift terbuka, memperlihatkan sebuah rooftop dengan dekorasi sederhana dan puluhan orang yang mengenakan pakaian formal. Rambut Nadine diterpa oleh angin dari arah selatan. James melingkarkan tangannya di pinggang wanita itu, membawa Nadine untuk bergabung bersama yang lainnya. Sedangkan Zoe dan Lucas memisahkan diri entah ke mana.

Sama sekali tidak ada yang istimewa di tempat ini. Hanya sebuah pesta dengan dekorasi sederhana yang dihadiri oleh orang-orang berpakaian formal serta segelas anggur di tangan mereka. Langit sangat gelap, tidak ada bintang yang bertaburan di atas sana. James membawanya menyapa beberapa teman lama, berusaha tersenyum ketika memperkenalkan diri serta belajar menyesuaikan dirinya dengan kehidupan mewah James Reid.

Nadine mendengus sebal. Ia sudah menyiapkan dirinya untuk hal yang terbaik yang mungkin akan terjadi malam ini. Tapi kenyataan selalu tidak sesuai dengan khayalannya. Jadi Nadine memisahkan diri dari James, berdiri di sisi rooftop lainnya sembari mengamati apa pun yang bergerak di bawah sana.

“Sial,” umpat Nadine. “Benar-benar tidak bisa dibayangkan.”

Suara gelas yang beradu dengan sendok, membuat Nadine sadar kalau ia sudah terlalu lama mengasingkan diri dari keramaian. Saat Nadine berbalik untuk mencari pria itu, ia dikejutkan dengan kehadiran James yang berdiri atas pembatas rooftop dengan gelas dan sendok di tangannya. Tatapan mereka saling beradu, Nadine bisa merasakan kehangatan dari tatapan tersebut.

Hal gila apa lagi yang akan dilakukannya?  Ujar Nadine dalam hatinya.

Laides and gentleman... seseorang pasti memiliki alasan ketika mengadakan pesta, bukan. Maaf jika aku membuang waktu berharga kalian,” kata James bercanda sehingga membuat para tamu tertawa.

Chance Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang