Chapter 27 - Finally, Mrs. Reid

968 91 10
                                    

Yahh kemaren gak sampe target ya?😭

Gpp deh. karna aku baik, jadi aku tetap update buat kalian yang setiap baca ini walaupun updatenya sering lama.

Jangan lupa vote dan komen :)
Koreksi kalo ada typo!

Happy Reading Everyone

Mau tanya dong. Kalian lebih suka baca cerita dengan chapter yang panjang atau enggak?

***

Nadine mengenakan terusan berwarna merah gelap dengan belahan rendah di dada dan punggungnya. Memperlihatkan perutnya yang sudah membuncit karna kehamilannya sudah memasuki bulan kelima.

Ia melangkah dengan kaki telanjang, menghampiri James yang sedang sarapan di pinggir kolam renang bersama Lucas dan Ulyses Lustre, Ayahnya yang baru saja sampai tadi malam.

Ibunya berada di halaman belakang, mengurusi dekorasi untuk acara makan malam setelah resepsi pernikahan besok siang. James benar-benar menyiapkan segalanya dengan cepat. Ia bahkan mengunakan beberapa jasa wedding organizer sekaligus.

Lauren juga datang bersama Tyson yang sudah menjadi suaminya. Mereka sedang sibuk di ruang tengah mengurusi anak mereka yang masih kecil dan sangat aktif.

Nadine memeluk James dari belakang, membawa bibir pria itu untuk di kecupnya. “Buenos días, Cariño.”

Buenos días,” balas James sambil tersenyum.

Ia beralih mengecup pipi ayahnya. “Pagi, Dad.”

“Pagi,” balas Ayah Nadine sambil memeluk putri satu-satunya tersebut dengan erat. Nadine juga menyapa Lucas sekilas yang hanya di balas anggukan oleh pria itu.

“Apa tidurmu nyenyak?” tanya Nadine. Ia mengambil tempat duduk di tengah-tengah tiga pria tersebut.

“Sangat nyenyak, Nak.”

“Senang kau menikmatinya, Mr. Lustre,” kata James sambil menyesap kopinya.

“Kau ingin sarapan apa?” tanya James.

Nadine menggeleng, “Aku sudah sarapan bersama Ida.”

Nadine menatap rumah James yang tiba-tiba sangat ramai. Pengawal bersenjata yang biasanya bekerja menjaga rumah ini, kini beralih mejadi kuli angkat untuk menyusun puluhan meja bundar untuk acara makan malam setelah upacara pernikahan.

Ketiga pria di depannya sibuk membicarakan bisnis—yang tentunya bisnis legal—Nadine tersenyum senang melihat keakraban Ayah dan calon suaminya.

Nadine mengamati James yang terlihat sangat tampan dengan setelan serba hitam dan kacamata hitam yang bertengger di wajahnya. Jam tangan mahal melingkar dengan sempurna di pergelangan tangan pria itu.

Ia tidak akan bosan menghabiskan seluruh hidupnya untuk menatap wajah tampan pria itu.

“Aku punya lapangan golf di halaman belakang, bagaimana kalau kita memainkannya?” tanya James kepada Ayahnya.

Tunggu, sejak kapan mereka membicarakan olahraga? Terus-terusan menatap James membuat ia mengabaikan sekitarnya.

“Aku sudah lama tidak bermain golf, Nak. Aku tidak yakin kemampuanku masih berjalan dengan baik,” balas Ulyses.

James membersihkan bibirnya dengan serbet putih. “Kita bisa mencobanya.”

Ayah Nadine juga sudah selesai dengan sarapannya, begitu pula Lucas. “Baiklah, mari kita coba.”

Chance Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang