Chapter 24 - The Lost Story

2.2K 154 29
                                    

Never Tear Us Apart - Bishop Briggs

***

Happy New Year🎉
Apa resolusi kamu di tahun 2020?
Siapa yang udah pusing mikirin Ujian Nasional😅 Sama, gue juga pusing njir_-

***

Selamat Membaca

Pikiran Nadine semakin gelisah ketika memikirkan isi pembicaraan antara James dan pria yang mereka temui di pesta tadi malam.

Dengan perasaan gelisah, ia berjalan bolak-balik di kamarnya dengan kedua tangan yang diremas kuat.

Masa lalu dan merebut. Sebenarnya apa yang terjadi semenjak ia memutuskan pindah ke Amerika? Apa yang mereka rebutkan sampai-sampai mereka harus saling membunuh?

Memikirkannya semakin membuat Nadine pusing. Pembicaraan James dan pria yang bernama Alfonso tersebut terus berputar-putar di kepalanya, membuat dadanya sesak dengan perut yang berputar karena menahan rasa mual.

Nadine keluar dari kamarnya untuk mengambil minum, namun saat ia melewati ruangan kerja James, lampunya masih menyala terang melalui sela pintu bagian bawah. Sejak mereka kembali dari pesta, James mengurung dirinya di sana. Pria itu tidak keluar, bahkan James tidak memberinya susu ibu hamil seperti biasanya.

Nadine ingin seperti pasangan yang seharusnya. Ia ingin berada di samping James, hanya memastikan pria itu tidak sendirian dan baik-baik saja. Sedikit memberanikan diri, Nadine membuka pintu kerja James. Beruntung, karena pria itu tidak menguncinya.

Saat pintu terbuka, Nadine mendapati James yang tertidur di sofa dengan tangan yang menutupi wajahnya. Botol alkohol berhamburan di atas meja kerja pria itu. Dengan rokok yang masih terbakar di tangan lainnya. James tidak tidur, pikir Nadine.

Pria itu bangun dari tidurnya menatap Nadine yang baru saja menutup pintu. Rahang James masih mengeras, dengan ekspresi yang terlihat dingin saat kedua matanya menatap kedua mata Nadine.

Ia memberanikan diri untuk melihat James kembali menjadi pria yang pertama kali ia temui, namun sebaliknya kalimat yang keluar dari bibir James terdengar lembut dan penuh perhatian. “Kembali ke kamar, bau alkohol dan asap rokok tidak baik untuk kesehatanmu.”

Nadine tersenyum masam. Tak memperdulikan kata-kata James, wanita itu malah semakin mendekat dan duduk di samping pria itu. Tangannya meraih tangan James yang bebas dari batang rokok, mengelusnya lembut berusaha menenangkan pria itu.

James akhirnya menyerah. Setelah sebuah hirupan panjang, dia mengambil asbak dari meja kerjanya, mematikan batang rokok malboro yang masih setengah hingga benar-benar padam.

“Kau tidak perlu mencemaskanku, cara mia.”

Nadine menatap sekelilingnya. “Lihatlah, bagaimana bisa aku tidak mencemaskanmu?”

Asap terakhir keluar dari bibir James. Dia berbalik, merentangkan tangannya untuk memeluk tubuh Nadine yang hanya terbalut baju tidur tipis yang transparan. Nadine hanya diam untuk beberapa saat, membiarkan James agar lebih tenang di pelukannya.

Ditatapnya kecemasan dan kegelisahan di wajah James. Dan saat itu, Nadine sadar kalau keberanian yang James tunjukkan saat berhadapan dengan Alfonso, karena pria itu hanya berusaha untuk melindunginya.

Chance Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang