Chapter 8 - Our Wild Fantasy

3.2K 264 8
                                    

Lady Gaga - Sex Dream

**
Gimana kabar kalian saat ini? Apa sudah ingat kalau kalian harus bahagia?

Hope you like it!

Jangan lupa vote dan komen
Koreksi kalo ada typo!

***

Senyum tipis terukir di bibir James kala mendapati Nadine berdiri di dapur dengan apron yang melekat di tubuhnya. Ia baru saja bangun, tapi tidak mendapati Nadine di sekitarnya dan itu cukup membuat James sedikit terganggu.

James berjalan menghampiri perempuan itu. Tangannya melingkar di sekitar pinggang Nadine dengan dagu yang tertumpu di bahu wanita itu. Dengan lembut, James menciumi bahu Nadine serta menghembuskan nafasnya di sekitar leher wanita itu hingga membuat Nadine terkekeh karena rasa geli.

“James hentikan!” pintanya.

“Hm..” James menghirup aroma tubuh Nadine. “Aku rindu saat-saat seperti ini. Kau benar-benar memabukkan.”

“Ke mana seorang Reid sombong yang dulu mengabaikanku ketika sekolah menengah. Sial. Pria itu bahkan selalu bersikap dingin dan tidak pernah tersenyum.”

James semakin mengeratkan pelukannya hingga membuat Nadine tertawa kecil. “Untukmu pria itu sudah mati sejak beberapa tahun yang lalu, tapi tidak orang lain.”

Well, kau tidak akan mengabaikanku sekarang?” tanya Nadine sambil membalik panekuk.

“Tidak akan.”

“Tidak akan bersikap sesukamu?”

"For you? Nope."

“Tidak ada sikap dingin yang menyebalkan?”

“Tidak, sweetheart.”

Ok. Let’s we start a new life.”

“Pertama, kau harus melepaskanku sekarang. Aku tidak akan bisa memasak dengan benar jika kau terus saja bergelantungan di sisiku seperti monyet.” Nadine ingin bergerak untuk mengambil piring, tapi tidak bisa karena James yang terus mendekapnya.

“Aku tidak masalah dengan istilah yang kau gunakan.”

“Itu lebih baik,” balas Nadine acuh.

Nadine berbalik menghadap James. Matanya menatap manik gelap miliki pria itu, sambil mengelus bulu-bulu halus yang baru saja tumbuh di sekitar rahang James. Nadine menggigit bibirnya sesaat sebelum mengecup bibir James.

“Sebaiknya kau cuci muka mu, dan sikat gigimu. Lalu tunggu aku di meja bar.”

“Apa yang aku dapatkan untuk itu?”

Nadine mengangkat salah satu alisnya. “Jadi kau ingin bernegosiasi?”

“Aku akan memilih opsi yang menguntungkan.”

“Bagaimana dengan kecupan?” tawar Nadine.

“Aku ingin ciuman, sweetheart. Ciuman yang sesungguhnya.”

Nadine mengangkat bahunya tinggi-tinggi. “Akan aku pertimbangkan.”

James mengecup ujung hidung Nadine sesaat sebelum berjalan menjauh dari wanita itu. “Tidak ada pertimbangan, sweetheart.”

Chance Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang