Melati,
Kukecup tangkai semerbak harum
Dalam kalbu teriaklah isi hatiku
Kau harus tahu bahwa melati hanya setangkai
Seringai putih menggiring cahaya
Kelopak mesra bunga nan wangiMelati,
Aliran sungai tak surut jadi
Membuka pintu hanyutlah hati
Terbawa arus menghilang dalam derus
Menyapu aroma tinggal lah derita
Luka sedih meratapiku kehilangan
lingkar tangan sang bunga dihatiMelati,
Seringkali selalu kupetik tak tahu diri
Rusak indahmu tak ku peduli
Lalu sekarang sesal lah aku ini
Sang melati telah berubah indah
Hancur hati terlalu awal menyerah
Menyeringai pada diri sendiri jadi pilihan
Sebab sadar hati memang untukmu aku salah
Senyum yang merekah kini telah kutinggalkanMelati,
Maaf diri tak mampu sempurna
Gejolak emosi selalu tumpah lewat diam tanpa bicara apa-apa
Kau sendiri memilih terbang dengan cara yang serupa
Hari demi hari tak lagi ada sapa
Sang melati telah layu dalam ceritaMelati,
Bunga sejati hinggap di lain hati
Hari-hari bahagia berubah sepi
bersampahkan debu mengeroyok renungan
Seakan membuktikan tak mungkin ada
Setangkai sesiapa yang sanggup menggantikan
Hingga hari yang dijanjikan tiba
Hati tak lagi bertuanMelati,
Maafkan semua ketidakmungkinan yang kupaksakan
Memaksa mekarmu kembali tumbuh
Dalam jiwaku yang membuatmu rapuh
Memaksamu kembali luluh
dihati yang penuh gemuruhBila suatu hari tangkaimu kembali luruh
Ingatlah selalu, aku si pecemburu selalu mencintaimu dengan perasaan yang masih utuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Piagra Langit Senja
PoetryAku tak mengenal siapa dikau, namun aku mencintaimu dengan segala rasa ingin tahu- Mencintaimu adalah nasib yang kupilih sendiri, sederet luka yang kuterima adalah resikonya. Sekalipun aku tak dianggap ada dalam kepalamu, bagiku kau tetap istimewa...