Kau, aku, dan senja
Kau senja dan aku langitnya
Warna jingga yang berperai
Adalah perkara langit agar menjaganya tetap utuh meski malam sudah sejak tadi memohon
Dan berharap aku segera cuaiKau senja dan aku langitnya
Akulah pencemburu yang sebenarnya
Yang angkuh bersembunyi dibalik awan
Tanpa pernah mau merasa rela
Tentang cahaya indah
Yang bukan hanya bak sinar dibahu
Namun seluruh alam raya pun
Menengadah untukmuKau senja dan aku langitnya
Aku terus saja tak hentinya khawatir
Bila kelam angin badai menyerang sinarmu
Bila kuatnya angin layar menghempas elokmu
Ingin sekali kujadikan kau bumi sahaja
Agar tak harus tabah menjalani itu semua
Namun bumi dan langit tak mungkin Bisa senada
Bisa sama seperti langit dan senja
Bisa beriringan dan berpangkuh tangan
hingga ditapih balik ujung samudraKau senja dan aku langitnya
Apakah dibelahan lain dari semesta
Aku berani tuk melihatmu terang-terangan
Menjadi penonton abadi walau
Berbekal teropong dari sudut kejauhan
Hingga syair sang pemberang
Menyusuri atap rumah
Tersapu sayup angin tenggara
Lalu meneriaki cantikmu dari sanaKau senja dan aku langitnya
Pada Awalnya kulihat semuanya baik-baik saja
Terasa begitu hangat dan damai
Hingga pada akhirnya kusadari satu hal
Dalam naungan sang langit
Senja tak pernah bisa berlama-lama
KAMU SEDANG MEMBACA
Piagra Langit Senja
PoetryAku tak mengenal siapa dikau, namun aku mencintaimu dengan segala rasa ingin tahu- Mencintaimu adalah nasib yang kupilih sendiri, sederet luka yang kuterima adalah resikonya. Sekalipun aku tak dianggap ada dalam kepalamu, bagiku kau tetap istimewa...