Sejak dulu,
Adalah engkau ruangan besar yang membuatku tersesat. Bangunan tinggi yang menghiasi pikiranku untuk mencapai langit. Angkasa paling hebat yang menyuruhku terbang sendirian, Menembus percaya bahwa suatu hari kita bertemu lagi.Sungguh sekarang rasanya kian membingungkan. Setelah beribu kali lamanya aku menunggu, berjuta kali aku menanti dan berharap, pulangmu tak jua kudapati menghinggap. Karena kau lebih senang untuk singgah daripada memilihku menjadi rumah. Tempat seharusnya kau kembali namun nyatanya hanya alasan untuk mengulang pergi.
Katakan ada apa? Apa yang salah dariku? Kurang cukupkah aku menjadi alasanmu berhenti? Belum banyak kah darimu yang belum bisa ku mengerti? Perlukah aku menyadarkanmu bila sebenarnya aku yang sesungguhnya kau butuhkan? Bagimu mungkin ini sungguh berlebihan, tapi bagiku kau lebih dari sekedar kebahagiaan, yang tak semudah itu kuganti dengan mengancam melupakan.
Mungkin sudah cukup aku terus memilih bertahan. Di benakmu untukku mungkin tak lebih dari rasa kasihan. Sekarang aku akan pulang, menemukan jalan lain yang tak akan denganmu. Aku akan sendirian, sampai hatiku menyerah lalu kembali mengingatmu. Aku akan menghilang lalu berpura-pura tidak butuh dirindukanmu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Piagra Langit Senja
PoesieAku tak mengenal siapa dikau, namun aku mencintaimu dengan segala rasa ingin tahu- Mencintaimu adalah nasib yang kupilih sendiri, sederet luka yang kuterima adalah resikonya. Sekalipun aku tak dianggap ada dalam kepalamu, bagiku kau tetap istimewa...