Untuk seperti ini saja aku harus menantimu?
Kau beri ruang yang begitu panjang
Di alam sanubari janji kau ikat
Tanganku terlilit kuat
Jarak dan temu menjadi sebuah sumpah, dan akhirnya penyesalan hadir ketika kau ingkar..Kau fikir mudah menunggu tanpa memaki sesuatu?
Di hatiku namamu terukir meski terasa sakit
Di hatimu samar-samar aku terhapus
Jarak menjadi bumerang
Hatiku dibutakan ketakutan akan entah nanti tak menemukanmu yang hilang
Ego dan hati tak berdamai saling berperang, dan lengkung senyumku adalah tangis yang bersembunyi di balik tawa riangMengertimu tak semudah jalan fikirku
Mencintaimu ternyata tak semudah aku sayang padamu
Sesingkat-singkatnya aku membuang jauh hal buruk darimu
Hal baik apapun menyangkut aku dan duniaku kini jadi hal yang mengusikmuJelaskan kemana. kau menjualnya?
Kembalikan hatiku tolong. Mainkan hal lain saja, jangan harap ku padamu.Kecemasan ku ternyata benar
Aku dibohongi diriku sendiri
Percayaku berujung sia-sia
Kebodohan apalagi ini, kepalaku jadi sasaran nya, Tubuhku tempat peraduan tangis dan cerca,
Dan dihatiku tumbuh bercak luka. Goresan namamu menoreh kecewa mendalam. Mengotori indahnya lukisan tatapmu saat pertama kita menjamah usia.Bukti bahwa tidak boleh mempercayai siapapun selain diri sendiri ternyata benar
Tenang saja, suatu saat perputaran itu ada
Yang dulu menyesakkan akan tercekik
Yang dulu jadi alasan hatimu tercabik suatu hari juga akan merasai dan menikmatinya sendiri
Dia tidak tahu cinta ini sebuah kesungguhan yang kini berbuah diam harap dan terisak tanpa jawaban..Sudah cukup wahai anak muda
Kita tidak harus menelan pahitnya cinta
Biarkan sisa-sisa ini ditinggalkan
Berkelana jauh, ingatkan setiap perhatian menjadi musuh
Penyiksaan ini harus segera berakhir
Tidak ada maaf tidak ada rela
Kuatlah, derita itu sudah musnah
Jangan pernah berfikir untuk kembali
Meski di hatimu namanya terus abadi..
KAMU SEDANG MEMBACA
Piagra Langit Senja
PoezieAku tak mengenal siapa dikau, namun aku mencintaimu dengan segala rasa ingin tahu- Mencintaimu adalah nasib yang kupilih sendiri, sederet luka yang kuterima adalah resikonya. Sekalipun aku tak dianggap ada dalam kepalamu, bagiku kau tetap istimewa...