Tentang seberapa kuat aku mencoba menjadi porosmu
Mencacah setiap limpasan ingin yang membanjiri kotak rumit dalam hati
Menyayangimu menjadi suatu teka-teki penuh imaji setelah denganmu aku setuju untuk menuai ikatan janji. Dalam sebuah lengkungan jari kelingkingmu pernah menjadi korelasi batin dan membuat diri ini percaya kita akan terus ada sebagai sebuah cerita panjang bertemakan kata selamanya..
Sebelum akhirnya rasa itu meledak menyebar..
Tentang seberapa gigih aku pernah memperjuangkanmu,
Didalam hatiku aku belum pernah menyebut kata menyerah, namun dirimulah angka-angka yang membendung niatku, membutakan perjuangan, merobek perhitungan menjadi definisi paling membingungkan. Menggabungkan serpihan pecahan kesalahan lama dan membentuk aliansi pendugaan dengan nilai kesalahan terbesar adalah rasaku untukmu.
Bukan salahmu yang tak mampu merasakan, tetapi salahku yang terlalu banyak mencintaimu.
Tentang seberapa salah aku dimatamu,
Aku tidak akan pernah marah apalagi mendendam. namun rasa kecewa sudah mutlak ku asumsi sebagai obat keras yang membuatku membusuk lewat rongga paru-paru. Terhirup bersamaan dengan rasa cemburu, membunuh berdasarkan cerita klasik bahwa dirinya adalah pemenang tanpa berjuang. Bahkan diantara sebaran peluang yang kucoba perhitungkan untuk membawamu kembali, aku tetap menerima kekosongan meski sudah berusaha keras mengkonversi diriku sendiri.
Bersamamu aku ingin mencintai dirimu dengan nilai tertinggi, walaupun setiap rumus yang kugunakan selalu berhenti ditengah jalan dan hatimu masih tetap saja menjadi tanda tanya ditengah kepalaku yang dirundung kebingungan..
Jika saja bukan karena kau, aku bukanlah seorang fisikawan yang terus meneliti tentang seberapa kuat getaran dari hatimu untuk kusaksikan dan ku benarkan bahwa dirimu tak pernah menyebut aku didalam jurnal manapun dari kisah-kisah perjuanganku untuk mengajakmu pulang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Piagra Langit Senja
PoetryAku tak mengenal siapa dikau, namun aku mencintaimu dengan segala rasa ingin tahu- Mencintaimu adalah nasib yang kupilih sendiri, sederet luka yang kuterima adalah resikonya. Sekalipun aku tak dianggap ada dalam kepalamu, bagiku kau tetap istimewa...
