Kukira,
Aku sudah merdeka dari patah hati setelah cinta benar ku anggap ada.Kukira,
Semua lara telah jauh pergi saat akhirnya bahagia datang membawamu besertanya..Aku salah., Lumrahnya manusia kesedihan adalah pendamping sejati.
Kenapa? Setelah patah hati luka akan sembuh, begitu?Setelah akhirnya kehilangan sesuatu kini kau langsung percaya pertemuan tak akan menyisakan akhir?
Jangan senang dulu. Awal selalu berjanji menemui akhir, bahagia itu tak akan selamanya.
Jangan bangga terlalu cepat, iringan kesakitan baru saja berdiri di gerbangnya. Menyambutmu dengan hangat menanti hatimu kembali dihancurkan harapmu sendiri.
Tak kusangka diantara waktu yang begitu singkat, sempat-sempatnya hatiku kau angkat lalu kau lepaskan dan membiarkannya tak tahu apa-apa..
Senggang waktuku adalah kamu. Di hatiku kau segalanya, di hatimu.
Kuberikan untukmu sepenuhnya sebaliknya yang kuterima darimu hanyalah setengahnya..Cintamu bukan untukku, kebohongan memaksanya terjadi dan terucap.
Hatimu bukan milikku, ia tak siap menerimaku sebagai rumahnya.
Perlahan kata sayang, ajakan bertemu, berpegangan tangan mulai kau hentikan.
Perlahan ucapan selamat pagi dan selamat malam hanya jadi kenang-kenangan.
Perlahan-lahan, namun pasti di dinding ruang hatimu namaku memudar dan akhirnya terlupakan..Kecewa hadir, masing-masing dari kita mulai menyalahkan. Ego menuntut keadilan padahal yang seharusnya kita perbaiki malah jadi titik jenuh untuk saling setuju memutuskan pergi.
Kekanakan memang, namun sesekali menjadi anak-anak adalah dewasa yang sebenarnya. Ia mengajarkan kejujuran dimana tak ada anak manusia yang suka merasakan luka dan tahu untuk membenci lalu menjauhinya.
Tak banyak yang bisa ku ucapkan. Setidaknya aku tersadar dan berterimakasih padamu, terimakasih telah membuatku percaya bahwa cinta itu memang benar-benar ada.
Pada akhirnya rutinitasku kembali kepada hari-hari sebelumnya dimana luka dan rasa sakit adalah teman setia.
Satu hal yang membuatku sakit dan tak sanggup lagi berkata apa-apa
Ternyata, aku hanyalah tempatmu berlari bukan tempatmu memilih selamanya berhenti..
KAMU SEDANG MEMBACA
Piagra Langit Senja
PoetryAku tak mengenal siapa dikau, namun aku mencintaimu dengan segala rasa ingin tahu- Mencintaimu adalah nasib yang kupilih sendiri, sederet luka yang kuterima adalah resikonya. Sekalipun aku tak dianggap ada dalam kepalamu, bagiku kau tetap istimewa...