# -Metafora

109 4 0
                                    

Berkat dirimu, aku tahu bagaimana rasanya berhalusinasi menjadi tokoh fiksi. Menjadi hebat, tampil menawan dengan berbagai ke-elokan yang mampu membuatmu luluh terkesan. Mencoba membawa lari tatapmu dan menyelamatkannya dari jerit kekosongan.

Berkat dirimu, aku tahu bagaimana rasanya punya angan melintasi samudera impi. Melayang-layang, berputar jauh bersapa bumi. Mendayung sampan dengan tanganmu yang duduk disebelah hati. Sesekali menoleh ke arah senyum mu, mencoba meyakinkan diri bahwa kau masih disini menemaniku yg pulas terhanyut mimpi.

Berkat dirimu, aku tahu bagaimana membayangkan indahnya kecup damai pipi alam yang asri. Jangan marah hanya karena sepi mencemburui, walau dalam nyata menggenggam jarimu saja adalah sebuah kemustahilan yang belum pernah ku alami.

Berkat dirimu, aku tahu bagaimana rasanya jatuh terpental pada satu hati yang tak terganti. Jika saja bukan akibat dari senyum mu yang membuatku lupa diri, mungkin saja hari ini aku masih selamat dari rasa rindu yang selalu saja berulang kali mencoba bunuh diri.

Berkat dirimu, aku tahu bagaimana harumnya wangi bunga juita yang selalu bermekaran dalam hati. Ohh permai melati, kumohon tinggal lah sebentar lagi. Jangan egois hanya karena kau enggan berlama-lama memandangi rasa yang telah kupersembahkan untukmu di ujung kelopak menyingsing pagi.

Berkat dirimu, aku tahu banyak hal tentang musik romantis sembari bercerita kepada temanku si kopi. Bosan memang sudah pasti, namun berfikir untuk mengganti kurasa tak perlu. Kau adalah lagu favorit tanpa jeda yang paling kunikmati di sela kantuk yang kupaksa tuk tetap tersadar agar sunyi cepat terusir pergi.

Berkat dirimu,  aku tahu banyak hal tentang bagaimana caranya menyempurnakan suara isak puisi. Entah itu menjadi sajak, entah terkoyak, berserakan lalu terinjak. Ku usahakan yang terbaik agar dirimu bisa abadi meski hanya berwujudkan puisi. Ku tulis dan ku bacakan bila sedih senang sekali menertawai kegagalanku tuk menjadikanmu permaisuri.

Dan Berkat dirimu aku tersadar, bagaimana rasanya berpendar terhadap diri sendiri. Bagaimana rasanya memeluk hatiku sendiri 

Aku tahu. 

Piagra Langit SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang