SINC : 28th [END]

6.4K 260 6
                                    

Halo teman-teman!!!

Aku lagi excited banget karena kita sudah mencapai ending. Yeah!!!

Ya, walaupun kebanyakan penulis itu sedih waktu nulis ending karena harus berpisah a.k.a move on dari tokoh yang dia buat. But, entah kenapa aku malah senang karena akhirnya aku bisa menyelesaikannya dengan hasil yang menurut aku puas.

Tidak tahu dengan kalian sih. Puas atau gak nih dengan SINC???

Di chapter ini aku special-kan dua hal. Yang pertama bagaimana kehidupan Erick dan Alice setelah menikah and jangan lupakan Excel. Lalu, gimana dengan Nathalia dan Emily??? SURUH MEREKA PULANG KAMPUNG SAJA!!!

Oke, sorry karena ngegas. 😅

Pokoknya baca saja sampai habis karena ini akan menjadi chapter terpanjang yang pernah aku ketik. Mungkin karena sudah last chapter ya.

Oke, langsung saja dibaca yuk, guys...

***

Alice :

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Alice :

2 tahun kemudian ....

Kedua mata Alice perlahan terbuka, sayup-sayup dia mendengar suara ribut-ribut dari luar. Alice berusaha bangun seraya menyentuh kepalanya yang terasa pusing. Alice ingat bahwa saat makan siang tadi, kepalanya tiba-tiba saja berdenyut hebat dan dia jatuh tak sadarkan diri. Alice juga sempat melihat raut wajah panik suaminya sebelum kegelapan menghampirinya.

Pintu kamar terbuka saat Alice sudah mendudukkan diri di atas ranjang dengan bersandar pada tumpukan bantal-bantal di punggungnya.

Erick masuk ke dalam dengan raut wajah lega dan juga bahagia. Membuat Alice mengerutkan kening bingung.

"Kamu sudah sadar, Alice?" tanya Erick lembut sembari mengelus puncak kepala Alice dengan sayang.

"Apa yang terjadi dengan Alice? Apa semua baik-baik saja?" tanya Alice penasaran bercampur takut. Ya, dia takut dia sakit parah yang dapat membuat semua orang bersedih. Tetapi, jika diteliti dari ekspresi suaminya saat ini, sepertinya jawabannya tidak.

"Untunglah semua baik-baik saja," jawab Erick setelah dia telah duduk di tepi ranjang. "Aku punya kabar baik untukmu."

Kedua mata Alice berbinar. Walaupun dia belum tahu apa itu, tetapi mendengar ada kabar baik bukankah itu bagus?

Tangan Erick terulur menyentuh perut ratanya dan dengan gerakan pelan mengusap perut Alice. Alice terkesiap seketika. Dia mengerti sekarang apa kabar baik itu dan apa yang menyebabkan dia tak sadarkan diri.

She is not CINDERELLA | RE-UPLOADTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang