SINC : 20th (1)

4.3K 262 0
                                    

Hai semuanya....

Maaf kalo tadi ada notif update. Itu sebenarnya aku belum siap ngetik dan gak sengaja kepencet publish, makanya aku buru-buru unpublish lagi. Rempong ya... 😅

Oh, ya... Mau tanya dong... Disini ada yang baca SnT gak? Menurut kalian gimana? Aku lagi dilema ini, antara mau bagi 2 atau dijadikan satu.

Kalo kalian bingung maksud aku apaan, silakan baca Author Note di chapter 6 Suit And Tie.

Makasih.... 🙏

***

Alice :

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Alice :

Alice memandang takjub istana di hadapannya. Istana Wales tidak kalah megah dengan istana Orion, sama-sama mengagumkan jika dilihat dari sudut mana pun. Istana ini terletak di dekat pegunungan dengan warna keemasan yang mencolok hingga tidak terlalu sulit menemukannya. Ada pun sebuah jembatan panjang yang menuntun naik hingga ke depan gerbang istana, membuat Alice tidak perlu repot-repot untuk menjelajahi hutan dan mendaki gunung. Alice berjalan menuju gerbang tersebut setelah turun dari kereta yang ditumpanginya. Sedikit memperbaiki gaun birunya yang kusut di bagian bawah, lalu berjalan mendekati gerbang itu setelah dirasanya dia telah siap. Gerbang itu dijaga oleh dua orang pengawal berbadan besar dan pedang di sisi kanannya pinggangnya. Tetapi, Alice tidak takut karena sudah beberapa hari dia tinggal di istana dan bertemu penjaga dengan penampilan seperti itu.

"Selamat siang, nona...," sapa kedua pengawal itu sambil menunduk hormat saat Alice telah berdiri di hadapan mereka.

"Siang...," balas Alice dengan senyumannya.

Kedua pengawal itu mengangkat kepalanya, lalu menatap Alice serius. "Ada keperluan apa ya, nona?" tanya salah satu di antara mereka dengan nada sopan.

"Saya ingin bertemu dengan Pangeran Erick. Kalian cukup sebutkan nama Alice, maka dia pasti akan mengizinkan saya masuk," seru Alice dengan penuh percaya diri.

Kedua pengawal itu saling menatap. Mereka seperti melakukan telepati untuk mendapatkan suatu keputusan. Saat keduanya mengangguk setuju, mereka kembali menatap Alice yang masih setia menunggu persetujuan mereka.

Saat salah seorang dari mereka ingin mengatakan sesuatu, suara berat dari arah belakang sudah menyela terlebih dahulu.

"Sungguh kehormatan bagiku saat nona Alice jauh-jauh berkunjung ke sini hanya buat bertemu denganku."

Alice mengalihkan perhatiannya pada Erick yang saat ini berjalan mendekatinya. Kedua pengawal tadi menunduk hormat dan membuka jalan untuk Erick.

Erick memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana dan berhenti tepat di hadapan Alice.

She is not CINDERELLA | RE-UPLOADTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang