SINC : Birthday Gift (Special for 2 years)

225 20 2
                                    

Hola, semuanya!

Udah lama banget aku tidak buka lapak ini. Terakhir cuma ngumumin soal SINC yang sudah masuk ke google playstore.

Gimana? Kalian sudah pada baca versi novel belum? Ada dua extra chapter di sana, loh.

Ok, jadi aku buat chapter ini sebagai hadiah birthday, berhubung SINC sudah nangkring di Wattpad selama 2 tahun—tepat sama hari ulang tahun aku. Nah, jadi chapter yang aku tulis di bawah ini nyambung dari extra chapter novel ataupun kalau kalian sempat baca extra chapter versi wattpad juga masih nyambung.

So, here we go!!!

***

Kimberly Ferdinand—Putri Kerajaan Wales yang saat ini berusia dua puluh tahun—menggerutu lantaran anak panahnya meleset dari sasaran untuk yang kesekian kalinya. Berbanding terbalik dengan Marcho Dal Moretz yang mengangkat busurnya dengan bangga, diiringi dengan senyum miring penuh ejekan.

"Terima kekalahanmu, Tuan Putri," ledek Marcho.

"Aku mengaku kalah dan tidak akan lari dari janji. Jadi, cepat sebutkan permintaanmu!"

"Tidak sekarang," sahut Marcho tenang. Dia kemudian meletakkan busurnya di atas meja panjang yang tersedia di sana. "Aku akan menagihnya saat ulang tahunku."

"Memangnya kapan ulang tahunmu?" tanya Kim dengan raut tidak peduli.

"Dua hari lagi."

Kim mengangguk setuju. "Baiklah."

Marcho tersenyum miring, lalu meraih busur yang dipegang Kim dan meletakkannya di atas meja. Katakanlah dia tidak sopan kepada seseorang yang lebih tua, akan tetapi ini sudah bukan hal tabu lagi bagi keduanya.

"Jika ingin belajar memanah, aku bersedia mengajarimu, Tuan Putri."

Kim mendengus, merasa terhina dengan tawaran tersebut. Bagaimana tidak? Dia kalah dari lelaki yang akan berusia delapan belas tahun ini.

"Aku tidak perlu ajaranmu, Marcho. Aku bisa meminta bantuan para pengawal. Ayah pasti akan mencarikan guru terbaik untukku," ujar Kim penuh keangkuhan.

Sementara, Marcho malah terkekeh geli mendengarnya. "Oh, ya?"

Kim menaikkan sedikit dagunya. "Tentu. Pokoknya kamu harus siap-siap untuk kalah, Marcho."

Lelaki itu hanya dapat mengangkat sebelah alisnya. "Baik. Buktikan jika memang kamu bukan Tuan Putri manja yang hanya bisa menyusahkan."

"Sudah berulang kali kukatakan kalau aku bukan putri yang manja!" protes Kim.

Marcho refleks membekap mulut Kim karena suara gadis itu terlalu kencang. "Pelankan suaramu, Tuan Putri!"

Dengan cepat Kim menepis tangan Marcho dan menatap lelaki itu kesal. "Tangan kotormu menyentuh bagian wajahku!" gerutunya.

Marcho memutar bola mata malas. "Mengapa kamu tidak ada anggun-anggunnya? Sangat beda jauh dengan adikmu, Putri Caramel."

"Cukup! Jangan suka membandingkanku dengannya! Kami jelas berbeda, memiliki kelebihan masing-masing."

Sebelah alis Marcho terangkat. "Baiklah, aku percaya." Dia kemudian berlalu meninggalkan Kim yang masih kesal. Diam-diam Marcho tersenyum tipis karena berhasil menjahili gadis itu.

She is not CINDERELLA | RE-UPLOADTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang