SINC : 8th

5.7K 382 4
                                    

Sore semuanya...

Maaf karena menghilang selama 2 hari. Itu karena jadwal kuliah yang padat satu minggu ini. Jadi, aku butuh waktu untuk merefresh otak aku ini.

Aku tahu penghuni wattpad di sini pasti lagi pada kesal sama pembaruan wattpad.

Apa saja yang dikeluhkan?

1. Penempatan rank yang berubah jadi berdasarkan tag (ini yang kesel sih penulis).
2. Mode Private yang dihapuskan (ruginya di penulis karena akan lebih mempermudah orang untuk plagiat dan kekurangan followers).
3. Iklan yang mengganggu setiap pergantian halaman. (Ini sangat mengganggu bagi pembaca dan aku juga merasakannya).
4. Pesan yang biasanya muncul di santapan berita, menjadi muncul di notifikasi (Ini benar-benar mengganggu siapa saja, baik penulis maupun pembaca, karena notifikasi yang jebol dan kadang bikin kita kena php. Kirain ada yang up, eh ternyata... hanya pesan doang).

Aku lihat banyak banget yang complain sama wattpad di playstore.

Kita berdoa saja semoga orang-orang yang mengolah aplikasi wattpad bisa memperbaiki semuanya sehingga para pengguna juga menjadi tenang. Kan sayang kalau harus pindah lapak ke tempat lain.

Dan disini aku mau tegaskan pada orang-orang yang tak bertanggung jawab agar tidak mem-plagiat cerita apapun dan karya siapapun. Setiap orang memiliki caranya sendiri untuk menulis dan jika kalian tekun, maka kalian juga akan mampu menulis, bahkan mungkin bisa melebihi penulis terkenal lainnya.

Oke, langsung saja ke chapter 8.

Enjoy your day!!!

***

Helena :

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Helena :

Helena tengah menikmati jamuan makan siang dari Kathleen Ferdinand selaku Ratu kerajaan Wales. Kathleen memang sudah terbiasa mengunjungi istana kerajaan Orion untuk bertemu dengan sahabatnya. Mereka memang berteman baik sejak dulu, sebelum mereka menikah dan diangkat menjadi Ratu.

Helena meletakkan sendok dan garpunya di atas meja saat piringnya telah bersih. Dia telah menyelesaikan makan siangnya dalam keterdiaman Kathleen, padahal biasanya wanita itu sangat aktif dan berusaha mencari topik apapun.

Helena meraih serbet yang diletakkan di atas pangkuannya untuk membersihkan mulut. Dia menatap Kathleen yang sedang mengaduk-ngaduk teh-nya.

"Ada apa denganmu, Kathleen?"

Kathleen menghela napas lalu menatap sahabatnya dengan kening berkerut. "Ini soal Erick, Helena. Dia meminta sesuatu yang sangat aneh."

Helena menaikkan sebelah alisnya. "Apa permintaan pangeran Erick kali ini? Apa lebih berat dari sebelumnya? Ku ingat sebulan lalu dia menyuruh semua pengawal untuk mencari katak yang dapat berubah wujud menjadi putri cantik. Apa dia sangat frustasi hingga berbuat konyol seperti ini?"

Kathleen menggeram kesal sembari meletakkan sendoknya dengan kasar. "Dia memintaku untuk menemukan gadis yang ada di dalam mimpinya, sedangkan aku tidak tahu bagaimana rupa gadis itu. Bahkan aku tidak yakin bahwa dia nyata."

Helena tertawa lepas, kemudian menggelengkan kepalanya. Erick memang beda dari lelaki dewasa lainnya. Di saat pria seumurannya sudah menikah atau sedang mengejar seseorang. Dia malah berusaha mencari wanita-nya dengan cara yang terbilang aneh.

Helena meraih cangkir yang berisi teh hangat itu, kemudian meminumnya dengan gaya anggun khas Helena. Kathleen dan Helena memang merupakan seorang Ratu, tetapi mereka berasal dari latar belakang berbeda. Helena terlahir dari keluarga bangsawan, sedangkan Kathleen hanya rakyat jelata yang beruntung karena bertemu Raja kerajaan Wales. Jadi, tidak heran jika sikap keduanya berbeda.

Helena berpikir keras untuk menemukan solusi, sedangkan Kathleen masih saja termenung dengan pemikirannya.

"Bagaimana jika kamu mengadakan pesta dan mengundang semua gadis di kerajaan Wales?" usul Helena.

Kathleen yang mendengarnya, segera menggeleng keras. "Tidak! Bagaimana jika gadis itu berasal dari kerajaan lain? Bagaimana jika gadis itu ternyata berasal dari rakyat biasa? Bagaimana jika gadis itu tidak nyata?"

Helena terkekeh melihat tingkah sahabatnya. Kathleen memang akan menggemaskan jika tengah frustasi. Kathleen lebih tua satu tahun darinya, namun jika mereka berjalan beriringan, maka semua orang akan salah paham karena berpikir Kathleen merupakan adik Helena.

Helena menghela napas saat memikirkan sesuatu hal. Kathleen selalu mengeluh mengenai kedua anaknya jika mereka bersama dan Helena dengan senantiasa akan membantunya. Akan tetapi, sedikit rasa iri timbul di dalam hatinya. Helena ingin merasakan bagaimana rasanya menjadi seorang ibu. Namun, di umurnya yang ke-36 ini, dia dan juga Arthur belum dikaruniai anak oleh yang maha kuasa.

Tanpa sadar, Helena meneteskan air matanya dan membuat Kathleen terkesiap. Dengan segera, dia beranjak mendekati Helena, kemudian memeluknya.

"Tenanglah.... Akan ada saat dimana kamu akan merasakannya juga," ucap Kathleen mengerti akan apa yang dipikirkan oleh sahabatnya.

Helena menghapus air matanya kemudian mengangguk mengiyakan.

Kathleen memang selalu bisa diandalkan dalam menenangkannya. Helena tidak tahu apa jadinya jika dia tidak berteman dengan Kathleen. Helena juga mengerti mengapa Raja Wales menikahi Kathleen yang berasal dari rakyat jelata, padahal banyak wanita bangsawan yang ingin menggantikan posisi Kathleen saat ini dan ini semua karena sifat alami Kathleen yang penyayang dan pengertian.

Helena membalas pelukan Kathleen dan tersenyum kecil. "Terima kasih banyak, Kathleen."

"Ratu Helena...."

Helena dan Kathleen melepaskan pelukannya, kemudian menoleh keasal suara. Kedua mata Helena membola saat melihat siapa yang memanggilnya.

"Alice...."




Bersambung....

She is not CINDERELLA | RE-UPLOADTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang