Agam menatap Sofia dan Eiliyah bergantian, menanti jawaban kedua gadis itu tapi mereka hanya diam saling melirik membuat Agam merasa heran.
"Hai ladies" sapa Erlan dan Enggar yang ikut bergabung dengan mereka.
"Lu pada habis ngerokok ya? Kecium banget baunya" Eiliyah mengernyitkan hidungnya.
"Penciuman lu udah kayak guguk aja sampe kecium bau asap rokoknya padahal tadi udah gue semprotin parfum ini" ucap Agam.
"Sialan lu nyamain gua sama anjing" Eiliyah melempar Agam dengan kacang kulit yang baru saja di buka oleh Erlan.
Agam tertawa geli lalu tangannya terulur dan mencubit gemas kedua pipi Eiliyah. "Duh lu kalau ngomel gini ngegemesin banget sih"
Eiliyah menyingkirkan tangan Agam dari wajahnya. "Sakit bego!! Merah deh pasti muka gue jadinya" rungut Eiliyah.
"Uh cayang.. sini.. sini.. Abang Agam usapin" godanya.
Eiliyah menjulurkan lidah seolah-olah ingin muntah mendengar ucapan Agam.
Ketiga sahabat mereka tertawa melihat Agam yang terus menggoda Eiliyah.
"Udah ah,, ntar Ei nangis ribet mau cari es krimnya" ucap Enggar setelah dia menghentikan tawanya. Memang es krim adalah penawar paling mujarab saat Eiliyah merasa sedih.
"Lu pikir gue bocah" protes Eiliyah.
"Jangan ngambek gitu dong Ei" Enggar mencolek dagu Eiliyah.
"Dih,, dia nyolek-nyolek" Eiliyah mengusap dagunya.
"Ntar malam kalian ikut ya ladies" ajak Erlan.
Eiliyah dan Sofia saling menatap lalu beralih pada Erlan. "Ikut kemana?" Tanya mereka kompak.
Erlan memajukan kepalanya, di ikuti oleh keempat orang itu. "Entar malam gue mau balapan, jadi kalian kudu mesti harus wajib datang buat support gue" katanya dengan suara berbisik.
"Lu kapan kapoknya sih Lan?" Tanya Sofia menarik kepalanya mundur.
"Gue mah gak pernah kapok sama tantangan" sahut Erlan.
"Tapi gimana kalau ntar tiba-tiba ada polisi kayak waktu terakhir kali lu balapan itu?" Tanya Eiliyah khawatir.
"Ya kita kabur lagi" jawab Erlan enteng.
Agam dan Enggar berhigh five mendengar jawaban Enggar.
Agam menatap Eiliyah yang tampak ragu. "Kenapa Ei? Udah lu tenang aja, kita gak mungkin biarin lu sampai ketangkep polisi" Agam menggenggam tangan Eiliyah. "Gue janji bakal ngelindungin lu, percaya sama gue"
Deg
Jantung Eiliyah lagi-lagi berdegup kencang. Agam sering kali bersikap manis seperti ini padanya membuat rasa di hatinya semakin sulit untuk di musnahkan.
"Ciee.. dia blushing" Agam tertawa keras sambil menunjuk wajah Eiliyah yang memewah.
Eiliyah langsung menarik tangannya dari genggaman Agam lalu dengan kedua tangannya dia menutupi pipinya. "Bacot lu!! Gue timpuk juga lu" Eiliyah mengangkat botol minuman soda yang ada di atas meja, mengancam akan memukul Agam tapi tawa pemuda itu tidak juga berhenti.
"Shut up Agam!! Lu ganggu ketentraman kantin tau" tegur Sofia.
"Dasar lu pada bocah" ucap Enggar geleng-geleng kepala.
"Lu juga bocah!!" seru keempat orang itu berbarengan.
🍁
Sepulang sekolah Erlan kembali mengingatkan teman-temannya untuk datang menontonnya balapan. Pemuda itu memang suka sekali ikut balapan mobil, sebenarnya menjadi pembalap adalah cita-citanya tapi sayang kedua orang tuanya sama sekali tidak mendukung cita-citanya itu. Jadilah Erlan hanya bisa menyalurkan hobbynya melalui balapan liar.
KAMU SEDANG MEMBACA
FriendZone?✔️ (PDF)
General FictionKami sudah saling mengenal semenjak terlahir ke dunia, mulai berteman semenjak mengerti akan kehidupan.. Bertahun-tahun menjalani persahabatan dengannya dan entah mengapa tiba-tiba perasaan itu muncul. Cinta.. Bagaimana aku akan mengatasimu? Aku ter...