CHAPTER 46

3.3K 548 147
                                    

Kendra segera menyusul Eiliyah yang berlari masuk ke kamar mereka meninggalkan Nadia dan Kiara begitu saja disana. Saat ini fokusnya hanya pada Eiliyah, Nadia dan Kiara bisa dia urus nanti. Kendra harus menjelaskan semuanya pada Eiliyah, berharap istrinya dapat mengerti.

"Tolong dengarkan penjelasan Mas dulu sayang. Semua ini gak seperti yang kamu pikirkan. Mas juga baru tau tentang Kiara saat kita di vila"

"Jadi itu alasan perubahan Mas belakangan ini? Karena anak itu?" tanya Eiliyah. "Lalu kenapa Mas gak mengatakan apapun sama aku selama ini? Aku selalu nanya apa yang terjadi tapi kamu gak bilang apa-apa. Kamu sengaja mau menyembunyikan semua ini dariku?" tuduh Eiliyah.

Kendra menggeleng. "Enggak seperti itu sayang, Mas hanya sedang mencari waktu yang tepat untuk menjelaskan semuanya sama kamu. Mas hanya gak mau kamu sampai salah paham, Mas sangat takut kehilangan kamu Ei"

"Mas sudah bohong sama aku, Mas mengkhianatiku!!"

"Enggak sayang, Mas gak pernah mengkhianatimu. Mas sangat mencintai kamu Ei, hanya kamu. Apa yang terjadi antara Mas dan Nadia, itu sebelum Mas bertemu kamu. Nadia merahasiakan semuanya Ei. Percayalah, Mas gak pernah mengkhianati kamu"

Eiliyah memijat keningnya, dia sadar jika Kendra tidak mengkhianatinya karena semua itu terjadi sebelum mereka bertemu. Nadia juga sudah menceritakan semuanya tapi tetap saja Eiliyah merasa terkhianati. Ada anak diantara suaminya dengan perempuan lain yang merupakan adik tiri Kendra sendiri.

"Tapi kalian memiliki anak" Eiliyah sudah tidak bisa menahan tangisnya. "Selama ini aku berusaha memaklumi kedekatan kamu dan Nadia sebagai saudara tapi apa?! Dia mencintai kamu Mas"

"Tapi aku gak mencintainya Ei, aku hanya menyayanginya sebagai adikku" Kendra menggenggam tangan Eiliyah yang terasa dingin. "Maaf karena tanpa sadar telah menyakitimu, Mas benar-benar menyesal. Nadia bilang dia tidak akan menuntut apa-apa, dia hanya ingin Mas mengakui Kiara sebagai anak. Kamu mau kan menerima dia?"

Eiliyah tersentak, menarik tangannya dari genggaman Kendra. Eiliyah masih sulit untuk menerima semua ini tapi suaminya sudah kembali memintanya untuk bisa menerima keberadaan anak itu.

"Aku gak bisa Mas, enggak"

"Eiliyah.."

"Menerima kesalahan kamu aja sulit untuk aku lakukan dan sekarang kamu sudah memintaku menerima kesalahan kamu yang lain"

"Kiara bukan kesalahan" Kendra merasa tidak terima karena Eiliyah menganggap anaknya sebagai kesalahan.

"Kamu belain dia?"

"Yang salah itu aku dan Nadia, tapi Kiara, dia sama sekali gak salah Ei. Tolong jangan berkata sekejam itu dengan menganggapnya sebagai kesalahan" pinta Kendra.

"Lalu aku harus menyebutnya sebuah anugerah? Suamiku ternyata memiliki anak dengan perempuan lain sebelum menikahiku, aku harus anggap itu anugerah?" tanya Eiliyah emosi. "Gampang banget kamu ngomong! Kamu gak mikir gimana perasaanku? Perasaan Raka kalau tau ternyata Papa nya memiliki anak lain, bahkan selama ini dia haus perhatian kamu. Kamu juga gak mikir gimana tanggapan keluargaku, kamu memiliki anak dengan adik tirimu sendiri. Sekarang aku sadar, sikap manja Nadia sama kamu selama ini bukan hanya sekedar kemanjaan adik pada kakaknya, tapi karena dia menginginkan kamu"

"Hubunganku dan Nadia tidak seperti itu Ei"

"Siapa yang tau? Kalian sering menghabiskan waktu bersama tiap kali Nadia berada di Jakarta" sinis Eiliyah.

"Aku hanya menemaninya tapi kami gak pernah melakukan yang macam-macam"

Eiliyah meremas rambutnya sendiri, merasa frustasi pada keadaan yang menimpanya saat ini. "Pergi dari rumah ini"

FriendZone?✔️ (PDF)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang