Sofia terus saja mondar mandir dengan mengangkat gaun pengantinnya, berulang kali dia melihat jam dinding lalu memaki dengan semua bahasa kasar yang dia tau. Seseorang yang sangat di tunggu sampai saat ini belum juga datang padahal sebentar lagi saatnya dia menuju altar penikahan.
"Kayak setrikaan aja lo dari tadi, bisa diam gak sih? Udah cakep-cakep pakai gaun pengantin gini masih aja grasak grusuk kayak monyet" oceh Enggar pusing melihat Sofia yang tidak bisa diam.
"Gue gampar lo ya! Enak aja nyamain cewek cakep kayak gue sama monyet. Dasar teman brengsek" kesal Sofia.
"Hush, mulutnya! Gak baik di dengar bayi" omel Eiliyah yang baru saja masuk kesana.
"Gue tuh kesal Eiiii"
"Kesal kenapa sih? Dari kemarin kesal mulu"
Sofia bungkam tak menjawab alasan kekesalannya karena dia memang merahasiakan hal ini dari Eiliyah.
"Nih minum dulu. Gak nyangka ternyata ada juga yang mau nikahin cewek barbar ini" ucap Erlan.
"Tarik napas dalam-dalam lalu hembuskan" titah Enggar saat melihat Sofia hendak mengamuk. Syukurlah Sofia mengikuti intruksi Enggar yang telah menjadi seorang Dokter.
Sepuluh tahun telah berlalu. Banyak hal yang telah berubah, selesai kuliah Erlan menggantikan posisi ayahnya memimpin perusahaan, menyusul Eiliyah, akhirnya Erlan menikah dengan kekasihnya tapi sayang empat tahun lalu istrinya meninggal setelah melahirkan anak pertama mereka.
Saudara kembar Erlan yaitu Enggar telah menjadi Dokter disalah satu rumah sakit milik keluarga Mahya, sampai saat ini dia masih belum menikah karena belum mendapatkan restu dari orang tua wanita pujaannya.
Dua tahun setelah Eiliyah dan Kendra menikah, mereka dianugrahi seorang putra, karena itu Eiliyah terpaksa harus mengambil cuti kuliah dan lulus lebih lama dari sahabatnya.
Dan hari ini Sofia akan melepas masa lajang dengan seseorang dari masa lalunya. Pernikahan yang terjadi karena sebuah accident yang membuat dirinya hamil.
"Anak lo mana Ei, kangen gue pengen peluk" kata Sofia yang sangat menyayangi anak Eiliyah seperti putranya sendiri.
"Tadi dia ada di......" perkataan Eiliyah terhenti ketika menoleh kearah pintu seorang pria yang menghilang begitu saja sepuluh tahun lalu tanpa kabar sama sekali kini berdiri disana menatap kearahnya.
Wajah itu masih sama hanya terlihat lebih dewasa karena usia yang bertambah. Pria itu melangkah mendekati mereka.
"Akhirnya lo datang juga, udah mau gue kirimin pembunuh bayaran buat ngabisin lo kalau sampai berani gak datang ke pernikahan gue" oceh Sofia berkacak pinggang, akhirnya orang yang sejak tadi ditunggunya datang juga.
"Sebelum itu, biar gue habisin dulu Raymond. Berani banget dia buntingin lo" balasnya.
"Iiih jangan Gam! Entar anak gue gak punya bapak" Sofia memukul pundak sahabatnya itu.
"Ternyata lo masih hidup, kirain gue udah mati ketelan bumi" sindir Erlan.
Setelah kepergian Agam sepuluh tahun lalu pria itu tak pernah sekalipun pulang ke Indonesia, bahkan saat Erlan menikah sampai istrinya meninggal pun Agam tak juga datang. Agam seolah hilang ditelan bumi seperti sindiran Erlan barusan.
Sahabat-sahabatnya masih terus menghubunginya meski hampir tidak pernah dibalas oleh Agam. Sebulan yang lalu Sofia mengiriminya email, memerintahkannya pulang ke Indonesia untuk menghadiri pernikahannya. Sofia memberi banyak ancaman jika Agam sampai tidak datang. Sudah cukup waktu sepuluh tahun untuk mereka berpisah, kini saatnya Brotis berkumpul kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
FriendZone?✔️ (PDF)
Fiksi UmumKami sudah saling mengenal semenjak terlahir ke dunia, mulai berteman semenjak mengerti akan kehidupan.. Bertahun-tahun menjalani persahabatan dengannya dan entah mengapa tiba-tiba perasaan itu muncul. Cinta.. Bagaimana aku akan mengatasimu? Aku ter...