Eiliyah POV
Untuk kesekian kalinya aku harus merasakan patah hati dan menahan cemburu.
Jujur saja aku bahagia saat Agam akhirnya putus dari Serly dan setelah itu sudah lima hari berlalu tidak juga kulihat dia mendekati gadis lain, kupikir aku akhirnya mendapatkan peluang tapi sayang malam itu ketika kami pergi ke arena balap untuk melihat Erlan balapan, Agam terpesona pada seorang gadis dan yang lebih mengejutkannya lagi, malam itu juga dia sudah mengajak gadis itu untuk jadian.
Sudah dua minggu Agam berpacaran dengan Angel dan Agam sering kali mengajak Angel nongkrong bersama kami. Bisa kalian bayangkan betapa perihnya hati ini apalagi mereka tidak segan-segannya memamerkan kemesraan mereka di depan umum. Meski pun hatiku retak-retak di buatnya, tentu saja aku harus berpura-pura biasa saja.
Sering kali Agam datang ke rumahku hanya untuk menceritakan tentang kekasihnya, Angel. Kuakui, di antara semua gadis yang pernah menjadi kekasih Agam, Angel adalah yang paling cantik. Dia tampak seperti selebritis. Angel juga sangat populer dan menjadi primadona di sekolahnya, Angel adalah kapten cheerleaders di SMA Bakti, serasi sekali dengan Agam yang merupakan Kapten Tim Basket SMA Persada ya walaupun mereka beda sekolah tapi SMA kami sering sekali bertanding melawan SMA Bakti karena itulah sekolah kami menjadi musuh bebuyutan.
Tadi pagi Agam mengajakku pulang bersamanya, dia bilang ingin main ke rumahku. Alah,, palingan dia cuma mau curhat soal Angel lagi. Karena itu aku menolaknya, aku katakan padanya kalau aku sedang ada acara keluarga.
Ya, aku memang cemburu setiap kali mendengar Agam menyebut nama Angel, tidak hanya Angel tapi semua nama gadis yang pernah singgah di hatinya. Tapi aku bisa apa, Agam bukan milikku. Kami hanya sahabat. Di saat seperti ini aku sungguh menyesali pernah berucap sahabat selamanya karena kenyataannya aku tidak ingin selamanya hanya menjadi sahabat bagi Agam. Aku ingin lebih dari itu..
Sebenarnya Sofia telah banyak memberikan nasehat padaku tentang perasaanku ini, mulai dari menyatakan perasaanku pada Agam yang jelas langsung kutolak tegas demi harga diri dan persahabatan kami sampai saran untuk melupakan perasaanku pada Agam, katanya lebih baik aku mulai membuka hati untuk cowok lain dari pada terus sakit hati melihat Agam bersama perempuan lain. Ingin aku mencoba tapi aku tidak bisa, hatiku sudah terlanjur di penuhi oleh Agam Zeron Hendrawan.
Teman-temanku entah sudah berapa kali berpacaran tapi aku masih setia dengan status jomloku karena aku menunggu dia membalas cintaku, aku tidak peduli jika orang-orang mengataiku jomlo akut, jomlo ngenes dan kawan-kawannya. Karena sampai saat ini satu-satunya laki-laki yang aku harapkan cuma Agam.
"Kapan lu peka sama perasaan gue, Gam?"
Selalu pertanyaan itu muncul di hatiku, di banding dua sahabat cowokku yang lain, aku lebih banyak memberi perhatian pada Agam, apakah dia tidak merasakannya?
Tok tok tok ...
Aku terkejut saat mendengar suara ketukan di pintu balkon kamarku. Kamarku berada di lantai dua, aneh sekali jika ada yang mengetuk pintu dari balkon. Apa hantu? Tapi sopan sekali hantu mengetuk pintu..
Perlahan aku memutar kunci pintu dan membukanya perlahan.
"Tidak ada siapa-siapa" gumamku.
Baru saja aku hendak menutup kembali pintu itu tiba-tiba seseorang mendorong keras pintu kamarku hingga aku terpaksa mundur agar tidak terpentok.
"Agam?!!" Jeritku kesal saat melihat dia berdiri di hadapanku. "Lu kok bisa di sini?" Tanyaku.
"Lupa lu balkon kamar gue di rumah Oma sebelahan sama kamar lu?" Sahutnya.
Oh iya.. Kenapa gue bisa lupa ya?
"Ya terus ngapain lu di sini malam-malam gini, udah kayak maling aja. Kalau mau bertamu itu datang lewat pintu depan" sewotku.
"Lu kenapa bohongin gue? Lu bilang lagi ada acara keluarga tempat tante lu tapi nyatanya lu lagi ngasoh aja di rumah" bukannya menjawab, Agam justru mengomeliku.
"Acaranya batal" jawabku asal.
"Alah ngibul aja lu, gue tadi ketemu Bang Ardhan pas baru nyampe rumah oma terus gue tanya deh tapi kata Bang Ardhan gak ada acara apa-apa" katanya lagi masih menatapku jengkel.
"Ya udah sih, gue lagi malas aja. Pengen tidur cepat" aku duduk di pinggir ranjangku dan Agam malah ikutan duduk di sebelahku. Ya Allah, deg-degan banget euy berduaan aja sama Agam dalam kamar gini. Gak mikir apa dia, duduk berdua di atas ranjang anak gadis orang.
"Lu ngapain duduk sini? Gih balik sana. Ntar kalau ketahuan Bunda bisa bahaya, di kira kita ngapa-ngapain lagi"
Agam justru tertawa mendengar ucapanku. "Gak mungkinlah kita bakal ngapa-ngapain" ucapnya.
"Ya kan orang bisa mikir lain. Lu tu cowok dan gue cewek" aku memalingkan wajahku dari Agam. Kulirik dia yang menaikkan satu alisnya dan tersenyum mengejekku.
"Lu beneran cewek?" Tanya Agam tidak sopan.
"Lu pikir gue banci?" Sewotku.
Tawa Agam semakin keras, langsung saja aku bekap mulutnya dengan tangan. Makhluk satu ini benar-benar tidak punya otak, bagaimana jika Ayah dan Bundaku dengar suara tawanya.
"Gue udah kenal lu sejak kita masih orok Ei,, dan gue gak yakin lu benar-benar cewek" ejeknya.
Aku mengambil bantal dan memukulinya. "Nyebelin banget sih lu"
"Aduh.. Aduh.. Ampun Ei.. Bar-bar banget sih lu" Agam menahan kedua tanganku agar tidak lagi memukulinya tapi itu justru membuat jantungku berdetak cepat.
"Gue lagi bingung nih Ei.." wajah Agam berubah serius.
"Bingung kenapa?" Tanyaku penasaran.
"Lu tau Bima kan? Kapten Basket SMA Bakti?"
Aku mengangguk.. Tentu aku mengenalnya, cowok itu pernah beberapa kali berusaha mendekatiku dan dia seringkali berusaha menggodaku saat sekolah kami sedang bertanding yang membuatku bertemu dengannya tapi Agam tidak mengetahui hal ini. "Kenapa memangnya?"
"Ternyata dia itu sepupunya Angel, lah lu tau sendirikan kalau gue sama dia musuh bebuyutan" cerita Agam.
"Terus masalahnya apa? Emang Bima ngelarang lu pacaran sama Angel?" Tanyaku. Moga iya.. Doaku dalam hati,, hehe,, maaf Gam..
"Gue gak tau sih, dia kayaknya juga belum tau gue pacaran sama Angel" jawab Agam mengangkat bahu.
"Lagian lu sih make macarin anak Bakti segala udah tau sekolah kita musuhannya dan kayak Barcelona sama real madrid gitu masih aja nekat"
"Ya mau gimana lagi Ei,, ini masalah hati. Gue udah langsung jatuh cinta pada pandangan pertama sama Angel, pesonanya benar-benar mengalihkan dunia gue" jawab Agam yang bikin hatiku makin nyesek.
"Lebay lu" cibirku.
Agam merebahkan tubuhnya di ranjangku. "Moga Bima gak jadi penghalang buat hubungan gue sama Angel, gue udah benar-benar sayang sama Angel"
"Alah, sama mantan-mantan lu dulu juga bilangnya gitu" cetusku.
"Kali ini beda Ei.. Gue ngerasa bahagia banget sama Angel" pandangan Agam menerawang melihat langit-langit kamarku. "Gue emang udah sering banget pacaran tapi selama ini gue belum pernah sekali pun ciuman sama mantan-mantan gue, ya paling cuma sebatas cium pipi aja. Baru sama Angel gue ngelakuinnya. Semalam gue akhirnya ngerasain ciuman pertama gue sama Angel"
Krakk.. Krakk..
Rasanya aku mendengar bunyi kretek.. Apa bunyi itu berasal dari hatiku?
☘☘☘☘☘☘☘☘☘☘☘☘
🖊WindaYesung
📝Jambi, 15 Agustus 2018
KAMU SEDANG MEMBACA
FriendZone?✔️ (PDF)
Fiction généraleKami sudah saling mengenal semenjak terlahir ke dunia, mulai berteman semenjak mengerti akan kehidupan.. Bertahun-tahun menjalani persahabatan dengannya dan entah mengapa tiba-tiba perasaan itu muncul. Cinta.. Bagaimana aku akan mengatasimu? Aku ter...