CHAPTER 17

3.3K 498 37
                                    

Eiliyah bernapas lega karena saat ini orang tua Sofia sedang berada di luar kota, kalau tidak, sudah pasti orang tua Sofia akan mengamuk karena Sofia pulang dalam keadaan mabuk. Mereka memang tidak melarang Sofia untuk minum alcohol atau pun pergi ke night club tapi mereka selalu berpesan pada Sofia untuk bisa mengontrol diri.

Eiliyah sudah mengabari orang tuanya jika malam ini dia menginap di rumah Sofia. Eiliyah membantu Sofia berbaring di tempat tidurnya karena tubuh gadis bule itu tampak sangat lemas setelah berkali-kali muntah.

"Makanya lain kali jangan sok-sokan mabuk, repotkan jadinya" gerutu Eiliyah.

Sofia tiba-tiba saja menangis, membuat Eiliyah kebingungan.

"Yaelah Sof baru gue omelin gitu aja masa lu nangis"

"Pasti rasanya sakit banget ya Ei" ucap Sofia masih belum sadar.

"Apanya yang sakit?" tanya Eiliyah heran.

Sofia menyentuh dada Eiliyah dengan jari telunjuknya. "Hati lo. Gue aja nyesek banget lihat Ray dekat sama cewek lain, apalagi lo yang selama ini lihat Agam pacaran sama cewek-cewek itu" ucapnya menangis seperti anak kecil.

Mendengar ucapan Sofia membuat Eiliyah terdiam lalu menarik napas dalam-dalam kemudian menghembuskannya. "Ini kali ya yang orang bilang sakit tapi gak berdarah" gumam Eiliyah, dia menoleh menatap Sofia. "Tapi lo masih lebih beruntung dari gue Sof, lo pernah ngerasain saling cinta sama Ray. Sedangkan gue Cuma bisa memendam perasaan ini sendiri"

Tangis Sofia semakin kencang dan dia mulai meracau tidak jelas.

"Udah mending kita tidur, udah malam, gue juga udah capek" Eiliyah mendorong pundak Sofia agar berbaring kemudian dia pun berbaring disebelah Sofia. Eiliyah menatap langit-langit kamar, pikirannya melayang pada sosok Agam. Lagi.

***

"Wiih gila keren banget nih mobil lo" puji Agam menatap takjub mobil Erlan yang sudah dimodifikasi.

"Iya dong, entar malam kan gue mau balapan" jawab Erlan pongah.

"Lagi? Udah deh Lan, kapan stop nya sih?" protes Eiliyah.

"Menikmati masa muda Ei" jawab Erlan.

Saat ini mereka sedang berada di depan rumah Eiliyah, kebetulan Agam juga sedang menginap di rumah neneknya.

"Lo sakit ya Sof? Kacau banget gue perhatiin dari tadi" kata Enggar memperhatikan Sofia dengan seksama.

Sofia dan Eiliyah saling lirik, mereka sudah sepakat untuk tidak mengatakan jika semalam mereka pergi ke night club.

"Cuma pusing aja" jawab Sofia beralasan.

Pandangan mereka teralihkan pada mobil suv hitam yang baru saja berhenti di depan rumah Eiliyah. Mata Eiliyah membelalak lebar saat melihat salah seorang pria yang baru saja turun dari mobil itu bersama dua orang temannya.

"Lo?! Lo cowok mesum yang semalam pegang pantat gue kan?!" tuding Eiliyah mengenali wajah salah satu dari mereka, pria itu adalah pria yang dihajar Eiliyah di night club semalam karena telah berani menyentuh pantatnya.

"Apa? Dia pegang pantat lo? Bangsat!!" Agam langsung mencengkram kerah baju pria yang ditunjuk Eiliyah dan hendak melayangkan tinjunya kalau saja Ardhan tidak muncul dan meneriakinya.

"Ada apaan sih nih?" tanya Ardhan.

"Dia ini cowok mesum yang semalam pegang pantat Ei, Bang" adu Eiliyah.

"Enggak. Itu gak benar" sanggah pria itu.

Dua orang teman pria itu malah tertawa melihat temannya menjadi tertuduh.

FriendZone?✔️ (PDF)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang