pulang

242 15 0
                                    

Mereka berdua masih bermain air di sungai.

"Firgi ayok kita pulang" teriak andin ke arah firgi. Andin juga menggerakan tubuhnya agar firgi mengerti apa yang dia ucapkan tadi.

Firgi pun lantas mengangguk. Mereka berjalan ke arah daratan. Firgi mencari ponselnya seingatnya tadi, ponselnya ia letakan di samping sendal jepit milik andin.

Firgi menemukan ponselnya dan ia mengirimkan pesan untuk supir pribadinya agar cepat Menjemputnya bersama andin di daerah balaraja.

Mereka berdua berjalan bersama. Tidak ada percakapan. Mereka larut dalam pikirannya masing-masing.

Tiba-tiba ada mobil hitam berhenti di samping andin.

Sang pengemudi langsung tersenyum ke arah firgi dan andin.
Firgi yang sudah tahu bahwa mobil tersebut adalah supir pribadi milik keluarganya.

Firgi sudah duduk nyaman di kursi penumpang sedangkan andin yang tidak tahu ia malah menarik-narik lengan firgi agar turun dari mobil tersebut.

Firgi menggerakan tangannya menyampaikan sesuatu ke supirnya.

"Non saya ini supirnya mas firgi. Jadi ayok naek kedalam" ujar sang supir pribadi.

Andin yang malu pun langsung tertunduk dan masuk ke dalam mobil.

Andin berdecak "bukannya ngomong dari tadi"

Firgi hanya diam melihatnya.

"Elo bilang ke supir gua alamat rumah elo dimana biar dianterin pulang" beritahu firgi melalui ponselnya.

"Pak rumah aku di villa blok A nomor 10" ucap andin dengan nada singkat.

Diperjalanan mereka bertiga cukup hening.

"Ingin ku dengar suara indahmu.
Ingin kudengar semua keluh kesahmu.
Ingin ku ucapkan sebuah kata-kata untuk menenangkanmu.
Ingin ku ucapkan namun itu semua hanya angan-angan"

Firgi terus berbicara dengan batinnya.

Mobil berhenti di depan rumah sederhana.

"Terimakasih pak" ujar andin tak lupa melambaikan tangannya ke arah firgi dan tersenyum.


TunaRunguTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang