Andin masih setia di depan kuburan sang nenek.
Ia masih duduk dengan memeluk tanah yang sedikit menjulang keatas.
Ia menangis sesenggukan di atas kuburan neneknya.
Ia terus mengelus batu nisan neneknya."Nenek jangan tinggalin andin" andin terus mengucapkan kalimat itu dengan nada lirih...
Para warga yang sudah mengantarkan neneknya sudah pulang dari dua jam yang lalu.
Firgi memeluk andin dari belakang.
Ia baru tahu neneknya andin sudah meninggal.
Ia sangat kaget. Kekasihnya pasti sangat pilu.Firgi membangunkan andin untuk tidak memeluk makam sang nenek.
Firgi mengelus rambut andin.
Firgi memeluknya sangat erat.
Andin membalas pelukan dari firgi.
Andin terus menangis di pelukan firgi.Firgi ingin mengucapkan sesuatu untuk menenangkan andin.
Saat seperti inilah, firgi selalu menyalahkan tuhan.
Disaat kondisi inilah ia terus berperang dingin dengan takdir.Firgi terus memeluk andin.
Ia mencium kening andin.Ia membiarkan pakaiannya basah oleh air mata.
Firgi masih setia memeluk andin.
Menunggu kekasihnya sampai bisa mengikslankan kepergian sang nenek.
KAMU SEDANG MEMBACA
TunaRungu
Short Storytuhan telah memberikannya jadi aku menikmatinya! Hati ku sudah matirasa dan pada akhirnya aku memgidap tunarasa!