belajar mengiklaskan

140 10 0
                                    

Firgi sudah menceritakan semua kondisi andin kemamahnya.

Mamahnya pun memberitahu firgi agar terus menemani andin saat seperti ini.

Kondisi orangtua firgi? Mereka semua normal. Hanya firgi yang mengalami tunarungu.

Firgi sedang berda di kamarnya.
Ia menulis sebuah catatan untuk dibaca oleh andin.
Sebuah kata-kata untuk menenangkan andin dan menyemangati andin.





🐳


Sekarang firgi sudah berada di rumah andin.
Tidak ada acara tahlilan. Hanya ada acara orang yang mengaji secara sukarela. Semua tahu andin sekarang hidupnya sebatangkara. Warga sekitar pun tahu.

Firgi memberi sebuah buku berisi catatan yang ia tulis sendiri...

"Bacanya nanti aja sebelum tidur" ujar firgi dengan bahsa isyarat.

Buku itu di tunjuk oleh firgi.
Lalu menggabungkan telapak tangannya menjadi nyatu dan matanya pura-pura tertidur.

Andin hanya menganggukan kepala walau pun ia tidak semua mengerti.

Andin duduk dengan menyenderkan kepalanya di dada bidang milik firgi.
Andin hanyut dalam suara ayat-ayat al-quran yang menyayat hati.

Ia sesekali menghapus air matanya. Masih terbayang-bayang kenangan dirinya bersama sang nenek.

Ia harus mengikhlaskan kepergian sang nenek. Neneknya tidak akan senang melihat dirinya menangis seperti ini. Biasanya neneknya lah yang menasihati agar tidak terus menangis.
Neneknya lah yang menemani hidupnya selama ini.

Firgi melihat ke arah andin.
Andin sudah tertidur di dada bidangnya.

Firgi menggendongnya ke kamar.
Hanya ada satu kamar dirumah ini, sudah di pastikan itulah kamar andin bersama neneknya.

Firgi menunggu semua orang pulang.
Firgi memberi ucapan terimakasih dengan menganggukan kepala untuk orang-orang yang sudah datang ke rumah andin.

Semua orang sudah pulang dan sekarang giliran dirinya yang akan pulang.
Walau waktu sudah menunjukkan dinihari.

Firgi pun pulang dengan supir pribadinya....

TunaRunguTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang