perasaan

169 10 0
                                    

Firgi duduk di paling belakang pojok dekat jendela.
Ia melihat ke luar jendela banyak sekali pegawai bangunan yang mengerjakan proyek perumahan.

Firgi mulai menuliskan sesuati di buku diarynya.

13 agustus 2018
For : andin from : firgi

Andin...
Suatu anugerah terbesar dari tuhan yang telah dikirimkan untukku.
Aku tidak menyangkanya.
Bagaimana bisa aku melabuhkan hati dalam waktu sesingkat ini.
Izinkan aku tuk bisa lebih lama memiliki andin...
Aku akan menjaganya tuhan.
Aku akan menjadi lelaki sejati.
Bila ku gagal menjaga andin aku hanyalah lelaki pecundang seisi bumi ini.
Bukan, bukan hanya bumi tetapi seluruh alam semesta dengan segala isinya yang telah di ciptakan tuhan...


🐏

Sedangkan di sekolah andin tengah tergemparkan oleh berita.
Yaitu,  berita andin yang di jemput oleh pangeran.

Bila mereka semua tahu firgi seperti apa. Mungkin hanya sedikit yang menyukai firgi.

Andin sangat malu dan takut.
Andin hanyalah siswi biasa yang sering menunggak bayaran spp.
Andin hanya bisa berjalan tertunduk tidak bisa berjalan seperti biasanya.

Tangannya di cekal oleh siswi lainnya.
Ia di tarik ke arah toilet, ia di dorong dengan keras.

"Ouh ternyata ini perempuan yang katanya di jemput sama pangeran berkuda sepeda" ujar sang kakak kelas yang tak di kenali andin.

"Mukanya b aja. Gayanya selangit" seraya mengangkat dagu andin.

"Cakepan gua kemana-mana lagi iya gak guys? Cewe kayak gini doang mah banyak kali di pasar"

" hahaha iya lah"

"Gak nyadar diri sih elo"

"Genit si lo"

Andin hanya menangis ia tidak bisa melawan karena sang kakak kelasnya membawa pasukan yang lumayan banyak.

"Tuhan tolong aku.
Nenek tolong....
Firgi bantu aku... Aku takut"

Kakak kelasnya terus menjambak rambut andin. Jus jeruk sudah berlumuran di pakaian andin.
Tak lupa mereka semua yang membully, menampar andin dengan sangat keras tak hanya sekali tapi beberapa kali sampai ujung bibir andin mengeluarkan darah sedikit.

Andin terkulai lemas di atas lantai toilet.
Ia merutuki nasibnya yang sangat amat malang.

Ia bangkit menuju wastafell dan mencuci wajahnya.
Ia membenahi rambutnya yang sudah acak-acakan seperti orang kesurupan.
Untung saja ia selalu membawa cardigan saat sekolah.

Andin berjalan seraya mengapus air mata yang keluar dari pelupuk matanya.

Ia berjalan ke halte seorang diri.

"Angin mohon sampaikan ke tuhan...
Aku letih...
Baru saja ku mendapatkan kebahagiaan dengan firgi.
Mengapa bahagia hanya sesaat?
Selanjutnya hanya penderitaan.
Tolong tuhan ambil nyawa ku sesaat untuk menghilangkan rasa letih ini."

Ada kalanya kita menyerah dan pergi tanpa penjelasan.

TunaRunguTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang