menghibur

136 11 0
                                    

Hari ini....
Firgi mengajak kencan andin seperti pasangan pada umumnya.
Dan salah satu cara supaya andin tidak berlarut-larut dalam kesedihan.

Saat andin terbangun dari tidurnya ia sudah berada di tempat tidurnya.
Seingatnya ia tertidur di dada bidangnya firgi.

Andin melihat wajahnya di cermin semacam melihat manusia yang terkena insomnia.
Lingkaran hitam menyelimuti matanya.

Firgi pun terkejut saat mengajak andin untuk pergi makan ke kafe noah.  
Matanya merah, sembab di tambah lingkaran hitam.

Para pelayan datang untuk memperlihatkan menunya.

Firgi memesan mie jamur dengan minumnya es teh tarik. Sedangkan andin memesan mie ayam dan minumnya jus jeruk.

Firgi mencuri diam-diam foto andin. Saat mulai menunggu makanan datang, saat makan pun firgi memotonya.

Firgi mengetik sesuatu di ponselnya.

"Jangan sedih, senyum. Besok harus sekolah, harus semangat jangan terus-terusan sedih yak sayang"

Andin pun menoleh ke firgi lalu tersenyum. Walau pun rasanya aneh disaat seperti ini firgi memintanya untuk tersenyum.

"Iya aku besok udah sekolah ku fir.  Cuman hari ini aku izin sekolah. Kamu tuh yang gak sekolah!" andin memberikan ponselnya ke firgi.

"Aku sekolah tau. Kan cuman tiga jam, emang kamu sekolah dari pagi sampai sore"

"Iya lah kan biar jadi orang pinter"

"Percuma sekolah sampe sore kalo materinya gak sampe ke otak"

Andin cemberut dan melanjutkan makannya. Ia tidak mau membahas hal ini.

Firgi mendekat ke arah andin.
Firgi ingin mereka berdua berfoto bersama.
Firgi sudah tersenyum tampan namun andin menatapnya sinis.

Jepretan kedua muka andin seperti ingin menggigit firgi.

Jeperetan ketiga hidung mereka bersentuhan. Awalnya andin seperti orang marah melihat firgi, tapi firgi juga melihat ke arah andin jadilah hidung mereka bersentuhan.

"Kamu fotonya yang bener. Muka kamu jelek semua" firgi menyodorkan ponselnya untuk dibaca.

"Biarin aja kamunya juga jelek"

Firgi langsung menatap mata andin seperti orang mengintimidasi.

Andin merebut ponsel firgi.

Andin mulai berfoto ria dengan sendiri tanpa mengajak firgi.

Giliran firgi menunjukkan wajah kesalnya.

Andin sudah peka kalau firgi sedang merajuk. Ia sengaja mendiamkan firgi.

Akhirnya andin mengalah.
Andin mengelus-ngelus wajah tampan milik firgi. Ia mencubit-cubit pipinya. Ia menarik-narik hidungnya. Sesekali andin tertawa, mengganti mimik wajahnya dengan bibir di majukan kedepan.

Tapi hasilnya sama firgi tetap diam.

Firgi menarik andin untuk lebih dekat dengannya, firgi merangkul pundak andin.

Firgi mengisyaratkan untuk segera mengambil foto mereka berdua.

Mereka berdua foto dengan senyuman bahagia sangat tertera sekali mereka berdua sedang berkasmaran.

"Terimakasih tuhan telah mengirimkan dia untukku " Firgi & Andin



TunaRunguTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang