12: Harapan

3.1K 315 2
                                    

Sehabis kejadian kemarin, rose benar benar memilih mengurung dirinya di dalam kamar. Bukan kamar apartemen miliknya tetapi ia lebih memilih untuk menginap di rumah mamanya.

Mungkin keputusan yang rose ambil seperti masuk ke kandang buaya. Tapi mungkin keputusan ini juga lebih baik untuk rose menghindari june.

Rose yang awalnya sedang duduk terdiam dekat jendela kini menghembuskan nafasnya, terdengar jengah. Sebuah mobil hitam memasuki area rumahnya, dan rose tentunya tau siapa pemilik mobil itu.

"Rose!! Cepet turun ada chanyeol" teriak mamanya dari bawah.

Mungkin ini yang namanya double apes, menghindari june tapi malah bertemu dengan chanyeol.

Rose mendudukkan dirinya secara terpaksa begitu tiba dihadapan mamanya dan chanyeol.

"Tante tinggal dulu kalo gitu ya" pamit mama rose.

Sepeninggal sang mama, si chanyeol malah tersenyum sok manis, rasanya rose pengen banget nabok itu muka.

"Apa lu senyum senyum gitu?" kata rose ketus.

"Gue tau pasti lu lagi sedih"

"Sok tau"

"Muka lu ga bisa dibohongin rose"

"Ya emang ada urusannya sama gue kalo gue lagi sedih?"

Chanyeol mengangguk dan itu sukses bikin rose mendengus.

"Sok perhatian amat sih lu sama gue. Kemarin kemarin kemana aja pas ada cewe yang bahkan nangis nangis di depan lu?"

"Rose itu--"

"Itu masa lalu. Lu mau bilang itu pun sampe seratus tahun ke depan, atau bahkan sampe lu mati pun yang harus lu tau itu cuma satu. Dosa terbesar lu" ucap rose penuh penekanan di kalimat terakhirnya.

"Kenapa sih lu selalu ngungkit itu?" tanya chanyeol yang terdengar sedikit lelah.

"Karena gue ga akan maafin lu, bahkan untuk waktu yang lama. Jadi jangan pernah berharap gue akan maafin lu apalagi sampe buka hati buat lu" rose berdiri hendak balik ke kamarnya.

"Satu lagi, gue capek dengan semua omongan busuk lu atau racun lu untuk nyokap gue. Stop. Lebih baik gue ga usah nikah daripada harus di jodohin sama bajingan kaya lu" kata rose.

"Rose!!" teriak chanyeol ke rose yang kini sudah berlalu dari hadapannya.










※※※※※

"Jadi gimana rencana gue yang satu ini?" tanya jaehyun yang kini tengah duduk berhadapan dengan june.

"Lu yakin rencana ini bakal berhasil?" tanya june balik.

"Harusnya gue yang nanya itu. Berhasil apa engga itu rencananya tergantung sama lu, karena lu sebagai pemerannya"

Jaehyun melihat adanya keraguan di wajah seorang june, tidak seperti biasanya. "Lu ga yakin?"

June terdiam, mencoba memikirkan segala kemungkinan yang akan terjadi nantinya.

"Gini deh jun, menurut gue akan mudah bagi lu karena lu itu june. Siapa sih yang ga bakal mau sama lu? Orang sinting doang june"

Perkataan jaehyun membuat june menatapnya serius. June menghembuskan nafasnya sesaat.

"Gue cuma perlu pelan pelan aja kan jae?" tanya june memastikan.

Kiss Me or Slap Me ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang