13: Dendam

3.2K 315 5
                                    

June melangkahkan kakinya memasuki rumah besar dengan interior ala ala yunani lebih dalam.

Beberapa pelayan disana bahkan menyambut june layaknya seorang pangeran pewaris tahta.

Langkahnya berhenti perlahan di depan sebuah sofa, seorang wanita yang usianya sudah tak lagi muda namun wajahnya masih memancarkan auranya tersendiri kini mengalihkan pandangannya dari tv menuju ke putra semata wayangnya, june.

June kini mendapatkan tepukan hangat di pundaknya dari sang mama, senyum merekah menyambut pemandangan june ketika sang mama melepaskan pelukannya.

"Gimana kabarmu jun?" tanya mama june seraya membawa tubuhnya perlahan untuk duduk.

"Seperti biasa, seperti yang bisa mama liat sekarang"

"Apa ada kabar bagus yang membawa kamu kesini?"

June mengangguk perlahan. "Ada, june udah nyiapin sebuah rencana buat bales dendam"

"Oh ya? Apaan?" mama june terdengar sangat antusias.

June tersenyum menyeringai dan membisikkan kata perkata dengan serius ke telinga mamanya.

Selesai dengan semua penjelasannya, mama june menatap june dengan serius. "Serius sama rencana itu? Mama takut kamu kenapa kenapa"

"Mah, percayain semuanya sama june. Yang penting mama bisa jagain june dari jauh" june berusaha meyakinkan mamanya dengan cara menepuk pelan tangan mamanya.

"Mama percaya kamu pasti bisa"

Lantas june memeluk sang mama, dibalik senyuman itu june menyeringai misterius.









※※※※※

Rose sesungguhnya malam ini cukup malas untuk sekedar duduk bersama di sebuah ruangan vip restaurant bersama sang mama.

Bagaimana tidak, kali ini rose harus dihadapkan oleh dua orang laki laki yang ia benci sekaligus.

"Jangan lupa bersikap manis" bisik sang mama kala suara pintu terbuka bisa di dengar.

Bahkan di samping rose ada chanyeol yang seakan bertingkah seperti ia merupakan kekasih rose.

Yang di tunggu akhirnya tiba, lelaki yang hampir sepantaran dengan mamanya kini tiba di hadapan mereka. Jangan lupakan adegan cipika cipiki diantara keduanya. Rose hanya bisa tersenyum terpaksa begitu laki laki itu melihat ke arahnya.

"Gimana kabar kamu rose?" tanya laki laki itu hanya untuk sekedar basa basi.

"Fine, but not really fine"

"Makin cocok aja kamu sama chanyeol"

Rose mendengus, chanyeol tersenyum.

"Makasih atas pujiannya om" kata chanyeol.

"Pujian apanya, ini penghinaan untuk gue" balas rose pelan dan mendapati tatapan tajam dari mamanya.

"Kapan rencana mau nikahin mereka?" tanya laki laki itu lagi dan sukses bikin rose rasanya mau ngamuk di tempat.

"Secepat mungkin kalau bisa" jawab sang mama seenaknya.

"Kalau kalian mau nikah. Nikah aja, saya ga akan menghalangi kalian, saya ga akan mengusik kalian, tapi tolong jangan usik hidup saya" ucap rose di setiap katanya mencoba menahan emosi.

Kiss Me or Slap Me ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang