7: Pengganggu

3.9K 419 19
                                    

June melangkahkan kakinya untuk keluar dari ballroom hotel ternama disusul dengan beberapa orang dibelakangnya.

June berjalan sambil merapatkan jasnya, memang kebiasaannya seperti itu bukan untuk menarik perhatian lawan jenis. Tapi apa daya, ia memiliki pesonanya sendiri.

"June, tunggu" panggil seseorang.

Secara otomatis langkah kaki june terhenti, begitupun dengan orang orang dibelakang.

"Mau kemana kamu?" tanya papa june -si pemanggil tadi-.

"Mau pergi"

"Acaranya belom selesai jun"

"Tinggal acara makan makan aja kan? Makan mah june bisa dimana aja"

"Jun--"

"Pah, june udah bilang, selesai acara june mau langsung misah sama papah. Harap ngerti"

Selesai memotong omongan papanya, june kembali melangkahkan kakinya pergi dan menghiraukan panggilan dari papanya tersebut.

Rombongan june memasuki lift dan hanya ada suara dari eunha yang menjelaskan jadwal june.

"Udah beresin barang saya semua kan?" tanya june ke eunha.

Eunha mengangguk mantap. "Sudah semua pak, bahkan semua perlengkapan sudah disiapkan dengan baik"

June mengangguk dan setibanya di pintu kamar, june membalikkan badannya. "Inget, abis ini jangan ada satupun yang berani ngikutin saya"

Semua bawahan june mengangguk, karena sepertinya baru saja june memberikan ultimatum yang tidak bisa di ganggu gugat.

June langsung bergegas memasuki kamarnya dan membuka bajunya, lalu melemparnya secara asal. Selesai dengan acara lempar lemparan tersebut june masuk ke kamar mandi.

Sekitar 20 menit kemudian, june selesai dan sedang mengeringkan rambutnya yang basah dengan handuk mengusapnya secara asap.

June mengambil hpnya dan menelfon eunha.

"Eunha, langsung ke kamar saya sekarang juga" perintah june begitu panggilan terhubung dan langsung mematikannya tanpa eunha belum sempat menjawab.

June membuka kopernya untuk memastikan kembali barang bawaannya. Begitu dirasa tidak ada yang kurang, june langsung memakai jaket dan membukakan pintu kamarnya untuk eunha.

Eunha hanya bisa melongo, bisa bisanya sang atasan melempar baju secara asal. Karena tentu saja itu akan menjadi tugas tambahan untuk eunha.

"Eunha, seperti biasa ya tolong dibersihkan" kata june sambil menepuk nepuk pundak eunha.

Eunha hanya mengangguk pasrah. "Iya pak"

"Kalo gitu saya pergi"

June menyambar kunci mobilnya dan menggeret tasnya sendiri tanpa mau dibantu oleh bawahannya.

Begitu memasuki mobil, june langsung mengaktifkan telfon untuk menghubungi hanbin.

"Dimana lu?" tanya june to the point.

"Villa lah anjay, lu dimana? Lama bener"

"Di jalan, lagi otw. Udah pada tidur?"

"Yang cewe pada tepar. Tinggal gue, yoyo sama bobby yang masih melek"

"Oh ya udah"

"Iya"

June mengakhiri panggilan tersebut dan langsung menancapkan gasnya lebih dalam.








Kiss Me or Slap Me ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang