19: Terkuak

2.8K 301 9
                                    

Kelima orang itu masih duduk bersama ditemani beberapa makanan yang tersedia di meja.

June, hanya satu satunya orang yang menyandarkan dirinya di kursi dan menatap malas pada orang orang yang di hadapannya ini.

Sementara rose masih tak mempercayai siapa june sebenarnya, siapa june yang ada di hadapannya ini. Sesekali rose mencuri pandangan untuk melirik june tapi begitu mata mereka bertemu entah mengapa rose merasakan pandangan matanya sangat dingin.

Senyum meremehkan tertera di wajah june begitu mendengar ucapan dari calon mama tirinya mengenai harapannya agar keluarga mereka memiliki hubungan yang baik.

"Jadi gimana pendapat kamu?" tanya sang papa pada june.

"Perempuan yang papa pilih sangat cantik, sama seperti anaknya". June melirik rose sekilas dan entah mengapa rose menghindari tatapan tersebut.

"Tapi sayang.. kayanya cantik aja engga cukup. Terkadang otak harus dipake juga pa" lanjut june.

"June.." panggil papanya.

"Papa tau kenapa june ngomong gitu? Karena saya masih membenci perempuan yang menjadi perusak rumah tangga orang. Apa sebutannya? Pelakor?" tanya june meremehkan.

Sementara rose, ia mengepalkan tangannya dengan kuat dibawah meja dan tatapannya seakan menahan amarah pada june. Ia memang tidak berhubungan baik dengan perempuan yang telah melahirkannya, tapi mendengar omongan june yang seenaknya, rose juga tidak terima.

"Jadi.. siapa yang akan nikah duluan? Mereka atau papa?" tanya june, menunjuk rose dan chanyeol dengan dagunya.

"Gue pikir lu udah tau jawabannya. Bukan begitu?" tanya chanyeol balik.

"Kalo gitu gue cuma mau bilang kasian sama rose"

"Kenapa lu harus kasian sama gue?" akhirnya rose membuka suara setelah ia rasa cukup untuk diam.

"Lu masih tanya kenapa gue kasian sama lu? Ayolah rose, jangan pura pura engga tau. Lu mau nikah sama orang yang udah ngebunuh calon anaknya sendiri?"

Chanyeol langsung bangkit dan mencengkeram kerah kemeja june. "Tau apa lu tentang gue?"

June menyingkirkan tangan chanyeol dari badannya lalu mengusapnya seakan tangan orang tersebut seperti bakteri. June tersenyum meremehkan, ia sama sekali tak menghiraukan panggilan sang papa untuk tetap duduk dengan tenang.

"Apa yang gue tau? Yang gue tau, lu udah ngehamilin seseorang yang namanya... krystal?"

Tepat saat itu chanyeol hendak melayangkan tinjunya pada wajah june, andai saja rose tidak dengan tiba tiba berdiri diantara mereka dan menghalaunya.

"Lu masih bela cowo kaya gini rose?" tanya chanyeol pada rose.

June menepuk pundak rose seakan memprovokasi. "Kita akhirin semua disini rose, sebejat apapun gue, lu harus tau kalau gue engga kaya dia"

"Chanyeol, punya mantan kekasih yang namanya krystal, hamil anaknya tapi.. engga mau tanggung jawab dan akhirnya perempuan itu bunuh diri dengan menyayat pergelangan tangannya. Bener kan?" tanya june menatap chanyeol yang kini mulai geram.

"Apa maksudnya ini semua?" tanya mama rose pada anak muda yang kini berdiri.

"Saya yakin rose udah bilang kalau cowo ini seorang pembunuh, tapi sepertinya anda tidak mau mengerti anak anda. Atau, memang anda yang terbodohi oleh orang itu sampai kebusukannya tidak terlihat?" kata june.

"Chanyeol.." mama rose menatap chanyeol menuntut penjelasan.

"Saya bisa jelasin ini semua tan.."

Kiss Me or Slap Me ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang