PART 10

383 19 5
                                    

Afgan POV

Dari semalam selalu kepikiran Ocha. Apa dia sudah makan? Apa kondisinya sudah membaik? Kapan dia bisa pulang?

Oh tuhan, perasaan apa ini? Disaat nama dan wajahnya yang selalu ada dalam hatiku. Tapi, maaf aku tak bisa memberimu sesuatu yang aku inginkan saat ini. Jika kau bertanya mengapa, mungkin alasannya bakal kau tahu beberapa saat setelah hari ini.

Afgan: Assalamualaikum
Bu Eny: Waalaikumsalam. Kamu lagi?
Afgan: Maaf tante, saya cuma mau liat kondisi Ocha
Bu Eny: Kamu perhatian banget ya. Sini masuk. Ocha udah pulih kok, besok juga boleh pulang
Afgan: Oh alhamdulillah kalau begitu ya
Bu Eny: Tante ada janji sama temen, kamu mau tungguin Ocha dulu gak? Tante gak lama kok
Afgan: Oh boleh tante, tenang aja Ocha aman kok kalau sama saya
Bu Eny: Ocha itu kalau lagi sakit manjaaaa bangett. Udah gitu agak keras kepala, masa tadi malem mau kabur dari sini
Afgan: Oh gitu ya hehe
Bu Eny: Tante nitip Ocha ya, satu jam lagi dia makan siang, tolong bujuk ya, assalamualaikum
Afgan: Waalaikumsalam

Sudah kuduga. Dari kemarin Ocha memang tambah manja, dari pengen ditemenin, sampai disuapin. Aku tau sebenarnya ia ingin, namun malu malu, biasa lah.

Rossa: Kakak ada disini?
Afgan: Iya, kakak mau temenin Ocha disini
Rossa: Ocha lemes terus kak, butuh yang manis manis. Kayak kemarin makan permen gitu

Benar saja, ia pasti meminta itu. Untungnya aku sudah membeli sebatang coklat susu untuknya. Tak lupa selembar post it pink yang bertuliskan "Cepet sembuh Ocha! Love u". Aku melihat ia membacanya, lalu tersenyum dengan wajah berseri.

Rossa: Makasih kakak
Afgan: Iya Ocha, makan nasi dulu ya baru boleh makan coklatnya
Rossa: Ocha mau pulang kak, bosen disini
Afgan: Sabar dong, kan besok udah boleh pulang
Rossa: Maunya sekarang, Ocha bete!! Hp Ocha disita gara gara tadi malem mau kabur sampe lepas infus, jadi gak bisa nonton kan
Afgan: Salah sendiri malah main kabur kaburan. Tenang, Ocha sekarang gak akan bete lagi, kan ada kakak

Aku mulai mengajaknya membicarakan sesuatu. Ah, kali ini ia selalu tersenyum dan tertawa, aku suka itu.

Rossa: Kak
Afgan: Iya?
Rossa: Kakak emang paling bisa bikin Ocha bahagia. Jangan pernah tinggalin Ocha ya
Afgan: Iya. Kakak bakal ada terus kok buat Ocha

Aku mengelus lembut kepalanya, dan membiarkannya bersandar di bahu ku. Kakak sayang Ocha, tapi maaf kalau suatu hari nanti kakak membuat pernyataan yang menyakiti hatimu. Hanya sebentar Ocha, tunggu saja.

Cafe MandarinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang