PART 35

358 19 4
                                    

Pagi hari Afgan sudah melajukan mobilnya menuju rumah Rossa. Dengan membawa satu buket bunga dan dua batang coklat yang akan ia berikan kepadanya. Ya, ini merupakan anniversarry mereka, meski sehari sebelumnya kandas. Ia berharap semoga Rossa mengerti apa yang ia rasakan saat ini.

"Eh ada Afgan" sebuah suara yang sangat keibuan itu memanggilnya "Aduh dasar calon mantu idaman, bawa bunga ke rumah anak tante deuh meuni romantis Gan. Si Ocha lagi ngambek ya? Sampe kamu bawain yang beginian" Mama Rossa yang semakin antusias bertemu Afgan pun dikagetkan dengan suara pintu terbuka. "Eh ada mama, masuk ma" gadis itu mempersilahkan ibunya untuk masuk, tak lupa Afgan pun ia persilahkan "Masuk kak".

Meski awalnya canggung, namun keduanya mampu bersandiwara seolah semuanya baik baik saja. "Mama sama Kak Afgan udah sarapan belum? Sini, Ocha masak tumis kangkung kesukaan mama" ia mulai mempersiapkan hidangan untuk dua orang yang dicintainya itu. Duh. Istri. Idaman. Nih. Hahaha. "Sayang, happy anniv ya" ucapan Afgan yang membuat keduanya saling diam. Hening. Rossa sudah ingin keluar saja dari sini, hatinya masih sakit. "Oh jadi kalian teh anniv ya hari ini" Bu Eny yang keceriaannya sedang bertambah itu mulai nimbrung dengan Afgan dan Rossa yang sedang saling diam "Kalau gitu, ayo kita jalan jalan buat rayain anniv kalian. Mama ikut". Andai saja Bu Eny tau yang sebenarnya, hatinya pasti sakit. Ia sudah memberikan lampi hijau untuk mereka, tapi tidak dengan orang tua Afgan.

Akhirnya mereka memutuskan untuk pergi ke salah satu objek wisata foto terdekat. "Sayang, kita foto berdua pake pollaroid lagi yuk, biar kayak waktu itu" Afgan yang berbicara sembari merangkul erat tubuh Rossa dan menyuapinya sesendok eskrim coklat. Ya, mereka masih terlihat seperti dulu, bertatapan dengan penuh cinta, bergandengan seerat-eratnya, bahkan masih sering bercanda. Apa kalian bisa menghapus rasa cinta yang timbul dari lubuk hati terdalam? Tidak.

Dan Bu Eny yang semakin sering mempertanyakan soal kelanjutan hubungan mereka "Afgan, kapan tante sama om bisa ketemu orang tua kamu?" kali ini entah kata apa yang harus keluar dari mulutnya, sudah kehabisan ide. "Ma, mau nyobain itu gak? Naik perahu sampe kesana" Rossa mulai menghindari pertanyaan pertanyaan mamanya itu. Ia mengajak Bu Eny untuk menaiki sebuah perahu. Dan untung saja mau.

Kembali ke rumah pukul 15.00. Lelah sekali. "Kak, bisa kita bicara sebentar di luar?" sepertinya Rossa ingin berbicara serius, "Boleh boleh. Ayo" respon Afgan agak santai sekarang.

"Maaf. Tadi cuma sandiwara kita. Aku belum siap cerita semuanya sama mama" Rossa berbicara tanpa menatap mata indah Afgan. Pandangannya lurus ke depan. Afgan tahu sebenarnya gadisnya itu tidak rela dengan semuanya. Ia mengelus rambut panjang Rossa, dan mencium keningnya sembari berbisik "Maaf sayang, kakak akan berjuang"

Maaf pendek. Next part kembali ke gaya penulisan awal ya, author agak gak siap kalau harus dalam bentuk paragraf gini hehehe. Happy reading!

Cafe MandarinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang